SURABAYA, Tugujatim.id – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) RI telah menetapkan sebanyak 12 karya budaya Jatim sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb).
Sebanyak 12 karya budaya Jatim tersebut adalah Jaranan Pegon asal Tulungagung, Tari Ngremo Surabayan dari Surabaya, Jaran Jenggo Lamongan, Tari Beskalan asal Kabupaten Malang, Yadnya Karo Suku Tengget Brang Kulon dari Pasuruan, dan Nyadran Sawuran Bojonegoro.
Selain itu, Kembang Lamaran milik Probolinggo, Tari Topeng Ghettak Pamekasan, Brem Madiun Ngetung Batih asal Trenggalek, Keket dari Situbondo, dan Manten Pegon asal Surabaya.
Diketahui, 12 karya budaya Jatim tersebut merupakan hasil usulan dan presentasi dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur bersama dengan maestro serta akademisi pada akhir Agustus 2023.
“Alhamdulillah, semua usulannya diterima dan ditetapkan sebagai WBTb Nasional. Dan tentu ini menjadi kabar baik untuk Jawa Timur. Semoga budaya ini bisa tetap dilestarikan dan berdampak untuk kemajuan kebudayaan,” kata Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dalam keterangannya, Selasa (05/09/2023).
Dengan terdaftarnya 12 karya budaya baru di Kemendikbudristek, maka secara keseluruhan karya budaya yang telah masuk sebagai WBTb totalnya yakni 99 karya. Menurut Khofifah, angka tersebut turut menjadi penanda bahwa Jatim memiliki potensi besar di dalam sektor kebudayaan.
“Ini menunjukkan betapa tingginya potensi kebudayaan Jawa Timur. Maka ke depannya harus disisir secara detail untuk didaftarkan karena sebagai upaya melestarikan kebudayaan secara konsisten,” jelasnya.
Khofifah menuturkan, menjaga dan melestarikan menjadi tanggung jawab seluruh pihak. Dan mendaftarkan ke HAKI maupun Kemendikbud untuk menjaga budaya dan pengetahuan untuk generasi mendatang.
Dia berharap, di masa mendatang banyak generasi muda dan masyarakat lebih sadar serta peduli untuk ikut menjaga identitas daerah.
“Melestarikan kebudayaan tidak bisa konsisten jika hanya dijalankan oleh satu generasi saja karena sifatnyan continue. Jadi saya harap baik generasi milenial sampai Z bisa ikut menjaga dan melestarikan,” ujarnya.
Writer: Izzatun Najibah
Editor: Dwi Lindawati