MALANG, Tugujatim.id – Kasus penyelundupan 2.820 botol minuman keras (miras) ilegal jenis arak bali ke Kota Malang berhasil digagalkan Polresta Malang Kota, Senin (6/9/2021). Ribuan botol minuman haram tersebut dikirimkan lewat jasa ekspedisi.
Kapolresta Malang Kota, AKBP Budi Hermanto menjelaskan bahwa upaya penyelundupan miras ilegal itu berhasil digagalkan di dua tempat berbeda.
Lokasi pertama yaitu di jasa ekspedisi PT Restu Mulia Kota Malang. Adapun penyelundupan itu berhasil digagalkan pada Senin (6/9/2021). Pembongkaran upaya penyelundupan ini berawal dari informasi masyarakat terkait adanya jasa ekspedisi yang mengangkut arak bali.
“Ddengan cepat Kasatsamapta mendatangi dan mencoba melakukan mengecek informasi tersebut, ternyata benar yang diinformasikan masyarakat adanya 1.620 botol berisi arak bali di sana,” ucapnya, Senin (27/9/2021).
Sementara lokasi penyelundupan kedua berhasil digagalkan dalam Operasi Yustisi di Jalan Kaliurang Kota Malang pada Sabtu (25/9/2021).
Adapun dalam menggagalan penyelundupan miras itu, awalnya petugas mencurigai mobil pick up bernopol P 8864 KA. Usai digeledah, ternyata mobil itu mengangkut miras jenis Arak Bali sebanyak 1.200 botol.
“Keduanya diduga melanggar peredaran miras ilegal jenis arak bali tanpa izin. Ini melanggar Perda No.5 Tahun 2006 tentang Miras,” ujarnya.
Kasat Samapta Polresta Malang Kota, Kompol Syabain Rahmad Kusriyanto menambahkan bahwa dari penggagalan penyelundupan ini dua orang yang terdiri dari sopir dan kernet mobil pikap telah periksa. Sementara pengirim telah disanksi Tindak Pidana Ringan (Tipiring).
“Untuk pidananya karena miras tradisional memang dilakukan tipiring,” ucapnya.
Sedangkan untuk penyelundupan di jasa ekspedisi masih dalam penyelidikan untuk menemukan identitas pengirimnya. Disebutkan, pihaknya mengaku kesulitan menemukan pengirim lantaran alamatnya tidak jelas dan nomor ponselnya tidak aktif.
“Yang jelas jasa ekspedisi sudah kami limpahkan ke Reskrim untuk ditindaklanjuti terkait kegiatan membawa barangnya. Tetapi yang jelas jasa ekspedisi, mereka hanya menerima titipan, tidak mengetahui barangnya karena dari Bali ekspedisinya kesini,” tutupnya.