3 Peristiwa Besar Sebelum Isra Miraj Nabi Muhammad SAW

muhammad tugu jatim
Ilustrasi malam hari. Foto: Nu Online

Tugujatim.id – Peristiwa penting di bulan Rajab adalah saat Nabi Muhammad SAW melakukan perjalanan malam hari dari Masjid Haram di Saudi Arabia ke Masjid Al Aqsa di Palestina lalu ke Sidratul Muntaha atau langit ketujuh.

Di Sidratul Muntaha, Allah SWT memberikan perintah secara langsung kepada Nabi Muhammad SAW terkait kewajiban mengerjakan salat.

Semua peristiwa yang disebut Isra Miraj itu ditempuh Nabi Muhammad SAW hanya dalam waktu semalam saja. Hal itu menunjukkan betapa besar kekuasaan Allah SWT.

Namun sebelum Isra Miraj, ada sepenggal sejarah yang disebut Ammul Huzni atau tahun kesedihan bagi Nabi Muhammad SAW. Dua orang yang paling dicintainya meninggal dunia, yakni pamannya, Abu Tholib dan istrinya, Khadijah.

Bagi Nabi Muhammad SAW, Abu Tholib adalah perisainya dalam berdakwah agama Islam. Abu Tholib membentengi Nabi Muhammad SAW saat kaum Quraisy melakukan tindakan keji padanya. Karena kedudukan dan kehormatan Abu Tholib di kalangan kaum Quraisy, mereka segan untuk menyakiti Nabi Muhammad SAW.

Sementara Khadijah merupakan istri tercinta Nabi Muhammad SAW yang mendampinginya dalam segala suka duka. Sosok Ummul Mukminin itu berjasa dalam perjalanan Nabi Muhammad SAW berdakwah agama Islam.

Khadijah adalah wanita bangsawan Quraisy yang memiliki sifat keibuan yang luhur. Khadijah selalu berusaha membahagiakan Nabi Muhammad SAW dalam segala kehidupannya dan senantiasa mendukung kegiatan-kegiatan yang dilakukannya. Bahkan begitu mulia kedudukannya, sehingga tidak bisa digeser oleh siapapun di samping Nabi Muhammad SAW.

Dilansir dari NU Online, Nabi Muhammad SAW pernah mengatakan: “Allah tidak menggantikan untukku seorang yang lebih baik dari Khadijah. Ia seorang yang pertama kali beriman kepadaku, pada saat orang lain mendustakan aku, ia yang senantiasa mencintaiku tatkala banyak orang membenciku. Ia korbankan harta kekayaannya dalam rangka membela agama”.

Setelah sepeninggal dua sosok itu, Nabi Muhammad SAW mengalami berbagai kesulitan dalam berdakwah. Tekanan kaum Quraisy semakin menjadi-jadi.

Pernah suatu ketika Nabi Muhammad SAW dilempari tanah kotor dan mengenai kepalanya. Putri Nabi Muhammad SAW, Fatimah membersihkan tanah kotor itu sambil berderai air mata, tanda kesedihan yang amat mendalam.

Karena tekanan yang semakin gencar dari kaum Quraisy, terbesit di benak Nabi Muhammad SAW berdakwah di tanah Thaif dengan harapan orang di sana bisa menerima ajakan untuk menyembah Allah SWT. Namun, bukan sambutan baik yang diterima Nabi Muhammad SAW, malah lemparan batu yang membuat kakinya bercucuran darah.

Kendati perlakuan masyarakat Thaif kepada Nabi Muhammad SAW begitu beringas, Nabi Muhammad SAW tetap mendoakan masyarakat Thaif dengan doa baik.

Setelah sejumlah kejadian tersebut, Allah SWT memerintah Malaikat Jibril untuk memperjalankan Nabi Muhammad SAW dengan peristiwa Isra Miraj.