Tugujatim.id – Lebaran menjadi momen banyak perusahaan untuk menjual produknya agar diminati konsumen. Salah satunya produk biskuit Khong Guan yang legendaris selalu diminati masyarakat saat Lebaran tiba. Lalu apa strategi perusahaan ini hingga tetap diminati masyarakat di era gempuran produk kekinian saat ini?
Banyak perusahaan akan membuat strategi marketing yang identik menjelang hari raya. Hal ini membantu perlahan untuk meningkatkan kesadaran konsumen akan adanya kebiasaan berbelanja produk tersebut jika sudah mendekati hari raya.
Salah satu brand yang berhasil memberikan kesan hari raya adalah biskuit Khong Guan. Kehadirannya seakan sudah melekat dengan kebiasaan warga Indonesia untuk berkumpul dan berbincang sambil menikmati cemilan khas hari raya.
Baca Juga: 4 Destinasi Wisata Terbaik di Malang Bergabung di Event Gebyar Libur Lebaran 2024
Siapa sih yang tidak tahu biskuit Khong Guan? Rasanya tidak mungkin jika ada seseorang yang tidak mengetahui keberadaan biskuit legendaris ini. Pilihan rasa yang bervariasi dan enak rasanya kurang pas kalau tidak disajikan di hari-hari istimewa.
Khong Guan merupakan perusahaan yang sudah berdiri sejak 1947 di Singapura dan selama lebih dari 20 tahun perusahaan ini telah beroperasi di Indonesia. Khong Guan mampu bertahan menjadi pilihan utama cemilan keluarga. Dengan keunggulan produknya, peningkatan inovasi pemasaran dan pelayanan yang ramah, Khong Guan mampu membangun reputasi yang kuat di tengah pasar yang kompetitif.
Namun siapa sangka, mengapa walaupun sudah beroperasi selama lebih dari 2 dekade lamanya, produk ini tetap laku di pasaran bahkan seakan-akan menjadi ikonik atau menjadi makanan wajib yang disajikan menjelang Lebaran. Hal ini dibuktikan dengan adanya beberapa strategi yang dijalankan untuk terus bertahan di antara kuatnya arus pesaing.
Strategi Bertahan Perusahaan Khong Guan
1. Bertahan dengan Kemasan Lawas
Melansir dari berbagai sumber, fakta yang mengejutkan adalah kemasan yang kita lihat selama ini ternyata merupakan kemasan yang digunakan sejak awal produk ini dipasarkan, yaitu pada 1947. Hal ini bukan tanpa alasan, desain ini terus digunakan karena dapat menjelaskan sebuah konsistensi dari perpaduan warna dan desain yang klasik.
Penggunaan kemasan lawas ini memang dengan tujuan menarik perhatian para pelanggan setia. Dengan harapan mampu membawa pelanggan untuk bernostalgia ke masa lampau.
Kemasaan lawas ini secara langsung juga membantu proses marketing, kehadiran ibu dan anak tanpa bapak seakan menjadi teka-teki masyarakat yang belum terjawab. Sehingga adanya hal tersebut akan terus berulang tiap momen Lebaran dan akan terus membantu meningkatkan eksistensinya di kalangan pelanggan.
2. Pemeliharaan Kualitas Produk
Biskuit ini memang terkenal akan rasa dan varian isinya yang tidak berubah. Hal ini menjadi salah satu cara mereka untuk tetap bertahan dengan menjaga kualitas dan konsistensi produk seperti rasa dan variasi. Cara ini mampu menjadikan biskuit Khong Guan sebagai brand yang memiliki citra yang kuat.
3. Pemanfaatan Kemasan Bernilai Plus
Alih-alih dibuang, kemasan Khong Guan yang sudah kosong pasti dapat digunakan kembali. Pemilihan kemasan berupa kaleng menjadi nilai plus untuk konsumen sebelum membeli karena tentunya bernilai guna yang mampu dimanfaatkan kembali.
Penggunaan kembali kaleng ini sekaligus membantu dalam proses marketing, pasalnya secara tidak sadar konsumen akan termakan dengan iklan tentang adanya Khong Guan bodong. Alih-alih berisi biskuit, kaleng ini malah berisikan rengginang, rempeyek, bahkan sampai keripik melinjo yang menjadi sajian khas momen Lebaran.
4. Diversifikasi Produk
Dalam upaya bertahan dan mengimbangi perkembangan zaman, Khong Guan terus melakukan diversifikasi untuk lebih menjangkau pasar yang luas. Pengembangan dilakukan dengan menciptakan berbagai varian biskuit baru seperti Monde, Nissin, Superco, Crackers dan Serena.
Dengan menargetkan segmen pasar yang berbeda-beda, Khong Guan mampu menjangkau konsumen baik dari kalangan bawah, menengah hingga atas. Gimana di rumahmu sudah ada biskuit legendaris ini saat Lebaran?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Tugujatim.id
Writer : Iqmalia Bella Fortuna Toshi/Magang
Editor: Dwi Lindawati