5 Tips Psikolog, Atasi Homesick saat Ramadan: Anak Rantau Wajib Tahu!

Dwi Linda

AdvertorialTips

Atasi homesick.
Ilustrasi orang yang sedih karena rindu keluarga di perantauan saat Ramadhan. (Foto: Freepik)

MALANG, Tugujatim.id Cara atasi homesick dan rindu rumah untuk anak rantau saat Ramadan. Kamu wajib banget tahu dan menyimak ulasan ini!

“Rindu” pasti dirasakan oleh beberapa orang yang sedang merantau. Apalagi yang biasanya selalu bareng keluarga, tapi kali ini harus di kota orang. Cara ini bisa kamu pelajari untuk meminimalisasi rasa tidak nyaman, sedih, dan rindu orang rumah. Apalagi saat Ramadan tiba, rasanya semakin berat untuk bisa menahan rasa rindu itu.

“Gimana sih cara mengatasi homesick saat Ramadan, apa-apa harus sendiri jauh dari orang tua?”

Banyak cara yang bisa dilakukan untuk meminimalisasi rasa sedih itu. Manusiawi ketika seseorang kangen dengan suasana rumah dan orang di dalamnya. Kegiatan yang biasanya dilakukan bareng, sekarang harus bisa sendiri. Apalagi saat Ramadan, biasanya ngabuburit bareng, sahur, dan buka bareng tiba-tiba harus segalanya sendirian. Sedih memang, tapi harus bisa diminimalisasi agar tidak merusak mood dan tujuan merantau tersebut.

Baca Juga: 7 Game Simulator PC Terbaik Genre Pekerjaan, Bisa Jadi Petani Sampai Supir Truk

Dosen Fakultas Psikologi Universitas Negeri Malang (UM) Khasdyah Dwi Dewi Setyoningtyas SPSi MA menjelaskan, tantangan sebagai anak rantau saat Ramadan itu pada regulasi emosi, bagaimana seseorang bisa mengatasi emosi sedih yang muncul.

“Kalau tantangannya sih sebenarnya pada regulasi emosi karena kebiasaan bersama keluarga, apalagi menjalankan ibadah puasa itu kan berat ya bangun sahur dan lain sebagainya, pasti muncul kesedihan,” jelas Khasdyah.

af36a113 c507 4bbb 8ec7 3ddfe49d0455 1
Dosen Fakultas Psikologi Universitas Negeri Malang (UM) Khasdyah Dwi Dewi Setyoningtyas SPSi MA. (Foto: Dok. Fakultas Psikologi UM)

Kesehatan mental dan fisik juga bisa berpengaruh ketika regulasi emosi tidak bisa diatasi, pentingnya mindfullness menerima bahwa risikonya memang seperti ini, lalu bagaimana mengatasinya ya dengan mengontrol diri sendiri.

“Di psikologi itu ditekankan regulasi emosi dan mindfulness memang susah-susah gampang karena kontrol diri yang utama cuma ya kalau kita sehat jiwa dan mental dan fisik bisa kok,” imbuhnya.

Nah, berikut ini ada beberapa tips nih untuk kamu yang sedang merantau bisa diantisipasi. Dan untuk kamu yang sedang merasakan homesick bisa banget mulai diterapkan mulai sekarang. Penjelasan ini dikutip dari YouTube “Proyeksi Hati” tentang cara atasi homesick bagi anak rantau.

1. Pasang Foto Keluarga di Atas Meja atau Dinding Kamar

Foto keluarga adalah kenangan indah bagi semua orang, terutama anak rantau. Karena foto tersebut jadi sebuah momen yang berharga kala itu.

Dengan memandang foto keluarga, setidaknya bisa mengobati rindu. Ibaratnya seperti sebuah jerawat meradang, sudah sakit tapi harus ditahan pula.

Nah, supaya jerawat rindu segera sembuh dan kempes, bisa lakukan hal yang bisa membuat rindu itu terobati. Salah satunya memandangi foto keluarga. Walaupun wujud nyata mereka tidak didapatkan, paling tidak ada senyum merekah dari mereka yang terpajang di foto dinding dan meja kamar. Kan gak mungkin ya foto keluarga cemberut semua.

2. Fokus Tujuan Merantau

Nah, di awal sudah dijelaskan bahwa pentingnya mindfullness. Karena dari mindfullness seseorang bisa menerima atas apa yang terjadi beserta risikonya agar tidak berpengaruh sama mood dan regulasi emosi kamu.

“Kalau kita tidak mindfulness tidak menerima itu tidak bisa memahami dengan tujuan kita akan bergejolak di dalam dirinya sehingga regulasi emosinya akan kacau,” ucap Khasdyah.

Nah, ketika rasa rindu tidak tertahan dan keinginan untuk pulang. Maka, ingat lagi tujuan merantau harus sukses di tanah perantauan.

Kembali ke tujuan awal merantau dan hasil yang diraih dan untuk siapa kamu melakukan. Fokus pada pekerjaan atau pendidikan di tanah rantau, setidaknya bisa meminimalisasi rasa rindu yang semakin bergejolak.

“Jangan sampai tidak enak dalam diri, mengganggu tujuan kita yang awal,” tambahnya.

3. Memaksimalkan Pemanfaatan Teknologi

Beruntungnya kamu bisa hidup di zaman sekarang, kalau dahulu orang rindu yang bisa dilakukan hanya kirim surat melalui pos yang pastinya sangat lama sampai tujuan. Bahkan, kadang suratnya hilang di tengah jalan. Bukannya terobati malah makin rindu, soalnya rindu itu tidak tersampaikan.

Zaman canggih sekarang ini banyak alternatif yang bisa dilakukan. Telepon bisa dilakukan untuk bisa mendengar kabar secara realtime, ngobrol sesuka hati hanya modal pulsa atau kuota internet sudah langsung tersambung.

Bahkan fitur video call juga sangat membantu untuk bertatap muka secara real time dengan keluarga di kampung halaman. Setidaknya, bisa mengobati rindu di perantauan. Jadi, bisa tahu apa yang terjadi di sana, apa yang sedang dilakukan, bisa menatap wajah yang dirindukan selama di perantauan.

“Sekarang kan sudah ada media sosial kalau kangen keluarga bisa VC sekarang kan zamannya memudahkan, walaupun rasanya beda karena gak langsung ya setidaknya mengobati anak rantau sedih gak bisa kumpul keluarga bisa teratasi,” tuturnya.

Buatlah jadwal untuk melakukan telepon dan video call agar intensitas tetap terjaga dan keluarga juga tetap tenang dengan kabar kamu di perantauan.

Baca Juga: Sambut Ramadan, Rayz UMM Hotel Sajikan Berbagai Makanan Dengan Konsep Asian Street Food

4. Baca Lingkungan dan Adaptasi dengan Lingkungan Sekitar

Sebagai pendatang harus bisa adaptasi dan mengenal budaya di perantauan. Ciptakan kenyamanan diri sendiri dan menjalin koneksi atau persahabatan dengan orang lain, baik teman sebaya maupun tetangga.

Pertama, kenali rasa sedih tersebut datangnya dari mana. Lalu gantikan dengan kegiatan atau orang yang bisa menggantikan rasa sedih itu.

“Masing-masing ada cara berbeda dan tidak bisa menyamaratakan. Artinya, butuh validasi perasaan dulu sedihnya di mana. Tidak bisa berkumpul keluarga itu bisa di-replace dengan kumpul teman, cari takjil, pokoknya hal-hal yang bisa buat dia menggantikan,” ucapnya.

5. Melakukan Hal-Hal yang Disukai

Berada di perantauan bukan berarti hobi terhambat, tetap lakukan hal yang bisa menjaga mood baik bisa. Lakukan apa pun yang bisa membuat diri sendiri bahagia dan mood bagus.

Bukan cuma hobi, tapi kegiatan di Ramadan sangat banyak seperti ngabuburit bareng temen, cari takjil juga bisa, dan masih banyak lagi.

“Banyak sih kegiatan mencari takjil apalagi di sekitar banyak, menjual segala macam jajanan bisa jadi obat,” kata Khasdyah.

Selain itu, pasti saat Ramadan banyak acara kajian keagamaan yang bonusnya buka bersama dengan banyak orang, tentunya makan gratis.

“Mencari hidayah ke masjid tapi sambil buka puasa gratis. 30 hari itu lumayan nabung tapi ya tujuannya dengerin ceramah, ya bonusnya adalah makan gratis,” ucapnya.

Atau untuk mahasiswa yang berorganisasi juga sangat bisa digantikan dengan kegiatan kampus dan proker yang bisa meminimalisasi perasaan tidak enak tersebut, dan masih banyak lagi.

Jadi, penting bagi seorang perantau untuk bisa mengontrol dirinya sendiri. Terutama regulasi emosi, kalau regulasi emosi tidak bisa dikendalikan sudah pasti dampaknya mengganggu fokus dan aktivitas kamu.

“Kalau kami terpaku pada perasaan gak enak akan menjadi sebuah penyakit kalau mudah menyakini diri perasaan validasi sedih itu bisa berusaha untuk bangkit,” tambahnya.

Tidak perlu risau akan rasa rindu, semua orang pasti mengalaminya hanya tinggal bagaimana mengatasi dan menggantikannya sementara. Walaupun sebenarnya tidak bisa tergantikan, namun setidaknya bisa meminimalisasi sementara sambil menunggu waktu pulang kampung tiba.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Tugujatim.id

Writer: Sinta Ayudiya

Editor: Dwi Lindawati

Popular Post

Pembuangan limbah tambak.

DPRD Jember dan OPD Sidak Gabungan, Serius Tangani Keluhan Warga soal Pembuangan Limbah Tambak

Dwi Linda

JEMBER, Tugujatim.id – Menanggapi aksi unjuk rasa warga beberapa waktu lalu, DPRD Jember menggelar sidak bersama beberapa organisasi perangkat daerah ...

Ansor Kota Malang.

PC GP Ansor Kota Malang Terima CSR Tugu Malang ID dan Times Indonesia, Tingkatkan Kader Melek Digital

Dwi Linda

MALANG, Tugujatim.id – Pengurus Cabang (PC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kota Malang menerima bantuan dana corporate social responsibility (CSR) dari ...

Mudik gratis 2025.

Tak Ada Mudik Gratis 2025, Dishub Kota Malang Fokus Bangun Lahan Parkir di Kayutangan Heritage

Dwi Linda

MALANG, Tugujatim.id – Kabar kurang menggembirakan datang dari Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Malang. Pihaknya memastikan tidak menyediakan mudik gratis 2025 ...

Mengusahakan Pertolongan Ilahi.

Kisah Hidup Pendiri Wardah Resmi Tayang di YouTube, Ini Sinopsis Film “Mengusahakan Pertolongan Ilahi”

Dwi Linda

SURABAYA, Tugujatim.id – Kisah hidup Nurhayati Subakat, sosok di balik kesuksesan PT Paragon Technology and Innovation, hadir dalam film bertajuk ...

Banjir luapan.

16 Pintu Klep Tak Berfungsi Biang Banjir Luapan di Tempuran Mojokerto, Petugas Siaga Pantau lewat Drone

Dwi Linda

MOJOKERTO, Tugujatim.id – Wilayah Tempuran, Sooko, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, kembali terkena bencana banjir luapan pada Jumat (28/02/2025). Hasil asesmen ...

Keunggulan iPhone 17.

8 Keunggulan iPhone 17 Siap Jadi Primadona Dibanding Seri iPhone 16: Lebih Canggih, Lebih Kuat, dan Lebih Tipis!

Dwi Linda

Tugujatim.id – Apple kembali menghadirkan inovasi terbaru melalui iPhone 17 yang diklaim memiliki banyak peningkatan dibandingkan seri sebelumnya. Dengan berbagai ...