MALANG, Tugujatim.id – Tahukah Anda Manggarai adalah sebuah kabupaten yang ada di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), tepatnya di wilayah Indonesia bagian timur. Manggarai sendiri terdiri atas tiga kabupaten, yaitu Kabupaten Manggarai, Manggarai Barat, dan Manggarai Timur. Saking beragamnya, ada banyak warisan leluhur Manggarai yang unik lho!
Dan warisan yang unik itu sekarang sudah menjadi budaya internasional dan dunia. Sebab, ditetapkan menjadi budaya nasional dan dunia karena dalam ritus serta warisan yang ada terkandung banyak cerita maupun filsafat hidup masyarakat Manggarai Raya. Bahkan, warisan leluhur Manggarai itu masih hidup di tengah-tengah arus budaya global.
Apa sajakah warisan leluhur Manggarai yang sudah menjadi budaya internasional:
1. Penti

Ritual penti di Manggarai merupakan pesta upacara sebagai wujud rasa syukur atas rezeki kepada Tuhan yang Maha Esa. Mulai dari memanjatkan doa saat beribadah hingga menjalankan tradisi agama, adat, hingga budaya setempat dengan hasil panen yang berlimpah.
Hasil panen masyarakat kampung di Manggarai berupa kopi, vanili, cengkeh, dan juga padi. Ritual penti pada masyarakat Manggarai diselenggarakan setiap tahun.
Tak hanya sekadar untuk mensyukuri rezeki panen kepada Tuhan, upacara ini juga memiliki makna serta tujuan lainnya yang sarat akan filosofi kehidupan bagi masyarakat adat Manggarai seperti:
1. Persembahan untuk leluhur atau ruh supernatural, hingga wujud tertinggi (Mori Kraeng).
2. Musyawarah sebelum Gelar Upacara Penti sebagai upacara yang juga memberikan berkah bagi masyarakat setempat. Karena itu, mereka melakukan musyawarah adat yang biasanya dipimpin oleh tua tembong (ketua adat), yakni orang yang menguasai penggunaan gong dan gendang di dalam rumah adat.
3. Perkuat Hubungan Kekeluargaan, penti sebagai media komunikasi dalam pengembangan pariwisata daerah Manggarai. Dilansir dari asumsi.co, komando umum waktu pelaksanaan upacara penti itu biasanya dilakukan kepala kampung yang disebut tua golo bersama kepala keluarga ranting yang disebut tua-tua panga. Musyawarah bersama masyarakat dalam satu kampung menjadi hal yang paling penting dalam pelaksanaannya.
2. Waerebo

Waerebo adalah sebuah kampung tradisional yang terletak di dusun terpencil, tepatnya di Kabupaten Manggarai Provinsi Nusa Tenggara Timur. Di sini dapat kita jumpai rumah adat yang hanya terdiri dari 7 buah di mana telah bertahan selama 19 generasi.
Hal ini pula yang menjadi daya tarik para wisatawan, khususnya dari mancanegara. Mereka umumnya penasaran ingin melihat langsung rumah adat yang disebut dengan Mbaru Niang ini.
Desa Waerebo juga merupakan sebuah tempat yang bersejarah sehingga menjadi situs warisan budaya dunia oleh UNESCO pada 2012 silam. Tak sulit untuk jatuh cinta pada kampung ini. Pengunjung dapat merasakan keunikan budaya, adat istiadat, keramahan warganya, serta kearifan lokal yang masih terasa kental di kampung ini.
Kampung waerebo juga merupakan warisan leluhur orang Manggarai yang disebut Mbaru Niang. Banyak peneliti asing, wisatawan Nusantara, fotografer, jurnalis selalu tertarik untuk melakukan perjalanan ke kampung tersebut.
3. Tarian Caci

Keunikan dari tarian ini adalah menari-nari sambil melantunkan nyanyian lokal. Selain, permainan caci adalah permainan satu lawan satu. Ada dua pasang yang saling memukul dan menangkis.
Lawan memukul dengan cemeti, sedangkan yang satunya menangkis dengan menggunakan tameng berbentuk bulat yang terbuat dari kulit kamping, kerbau, dan sapi. Tarian ini juga mengungkapkan sebuah kegembiraan dari orang Manggarai terhadap ritual adat, seperti perkawinan, syukuran atas tahbisan imam, peresmian rumah adat.
Uniknya dari tarian ini adalah ada nilai persatuan dan persaudaraan. Jika satu kampung akan menggelar tarian caci dengan tema-tema tertentu seperti syukuran Imam Baru, maka warga di kampung itu mengundang kampung tetangga untuk meramaikan syukuran.
Dilansir dari kompas.com, tak ada permusuhan dalam tarian ini, baik di arena maupun di luar pertandingan. Baik seseorang mengalami luka di tubuhnya akibat terkena cemeti, tak ada pembalasan di luarnya. Semua diselesaikan di arena pertandingan tersebut.
4. Lodok

Leluhur orang Manggarai di Flores, Nusa Tenggara Timur, mewarisi kearifan lokal yang tak dapat dijumpai di tempat lain di dunia ini. Mereka terkenal akan budayanya karena warisannya menggaet orang asing untuk melakukan penelitian tentang keajaiban alamnya, juga rumah adatnya yang berbahan alamiah.
Warisan alam yang menggugah orang asing berkunjung ke kawasan Manggarai adalah sistem pembagian tanah yang berkeadilan. Bahkan, bentuknya yang unik menarik orang luar untuk menjelajahinya. Warisan Lingko Lodok tersebar di Manggarai, Manggarai Timur, dan Manggarai Barat.
Leluhur orang Manggarai terinspirasi dengan kegiatan binatang sehingga mereka membangun rumah adat dengan bentuk seperti jaring laba-laba. Bahkan, saat pembagian tanah juga berbentuk jaring laba-laba.
Zaman purbakala, orang Manggarai menanam berbagai jenis tanaman di ladang, sebelum adanya padi. Lahan kering juga dibagi dengan cara lingko lodok. Dilasir dari kompas.com, lingko dalam bahasa Manggarai adalah hamparan yang luas, sedangkan lodok adalah bagian terkecil di dalam lingko itu dengan sistem pembagian lahan untuk masing-masing warga komunal atau klan dalam berbagai suku.
Bukan hanya tanah saja yang berbentuk lodok, kalau kita perhatikan dengan baik bagian dalam rumah adat orang Manggarai juga bagian luarnya berbentuk jaring laba-laba.
5. Arsitektur Rumah Gendang

Rumah adat Manggarai merupakan warisan leluhur. Rumah adat yang disebut dengan Mbaru Gendang atau Mbaru Tembong/Mabaru Niang ini menjadi pusat seluruh kegiatan di kampung terutama kegiatan adat.
Mbaru Gendang memiliki nilai arsitektur yang unik. Pada dasarnya terdiri atas tiga ruang, ruang bawah (yang disebut dengan Ngaung). Ruang tengah (ruang tamu, kamar tidur), dan ruang atas yang bentuknya kerucut. Pada ruang tengah ini biasanya sudah dibagi setiap klan suku yang ada di dalam kampung yang disebut dengan Panga. Di Rumah Gendang inilah tempat tinggal Tua Adat (Tua Golo) dan Tua Teno berada.
Dilansir dari eastjourneymagz.com, rumah adat orang Manggarai yang berbentuk kerucut sangat menyatu dengan bentuk lingko. Antara rumah adat dan lingko tak terpisahkan maknanya. Ada satu kesatuan yang sangat menyatu antara rumah adat Mbaru gendang dengan lingko.
Ketika bagian rumah adat yang berbentuk kerucut dibuka, bentuknya seperti lingko yang merupakan sistem kebun orang Manggarai. Di sini sangat jelas dalam sebuah istilah yang sering dipakai dalam setiap ritual adat “Gendang One, Lingko Peang” atau “Mabru One, Uman Peang” yang berarti Rumah atau Mbaru Gendang tidak terpisahkan dari kebun.
Ketika lingko dibongkar, maka sistem itu tidak akan seimbang lagi. Begitu juga sebaliknya ketika rumah adat dibongkar, maka tidak ada gunanya lagi mempunyai lingko. Pertalian ini bukan saja sebuah warisan dari leluhur, tapi harus mencapai tahap pemaknaan yang begitu dalam kepada masyarakat Manggarai. Mbaru (Gendang) dan lingko harus benar-benar dijaga sampai akhir hayat.
—
Terima kasih sudah membaca artikel kami. Ikuti media sosial kami yakni Instagram @tugujatim , Facebook Tugu Jatim ,
Youtube Tugu Jatim ID , dan Twitter @tugujatim