Sumenep –Sebanyak 7 Desa, di Kecamatan Saronggi, Kabupaten Sumenep, memperpanjang kebijakan lockdown mereda. Hal tersebut merupakan keputusan dari Pemkab Sumenep lantaran adanya tambahan korban meninggal karena virus corona di daerah tersebut.
Tujuh desa di Sumenep itu antara lain adalah Tana Merah, Saroka, Kebundadap Barat, Kebundadap Timur, Langsar, Tanjung, dan Pagarbatu.
Bupati Kabupaten Sumenep, Busyro Karim mengatakan, perpanjangan lockdown dimaksud diberlakukan untuk 14 hari ke depan dimulai tanggal 5 Oktober 2020.
“Karena ada dua yang meninggal di Saronggi lockdown kita lanjut. Karena tidak boleh dibiarkan seperti itu,” ucap Busyro Karim dilansir Portal Publik, partner Tugu Jatim, Senin (5/9/2020).
Sebelumnya, wilayah tapal kuda Kecamatan Saronggi yang mencakup tujuh desa telah dilakukan lockdown sejak 21 September hingga 4 Oktober 2020.
“Sebenarnya kemarin pagi kita sudah ada rencana untuk mengakhiri cuman nambah lagi dua yang meninggal maka kita lockdown. Penyisiran harus dikakukan agar tidak ada lagi kasus,” jelasnya.
Sementara salah seorang warga Desa Saroka, Rasidi mengaku, perpanjangan masa lockdown harus diikuti dan dipatuhi karena ini berkaitan dengan pencegahan virus corona.
“Kalau saya tetap menerima meski diperpanjang untuk keselamatan bersama. Jadi intinya semua harus disiplin,” ucap Rasidi.
Ia berharap bantuan dari pemerintah tidak sebatas sembako melainkan juga untuk pemenuhan lain. Sebab sejak pemberlakuan PSBM banyak masyarakat tidak dapat bekerja.
Pantauan portalpublik.id, pintu masuk Jalan Raya Tanjung yang menjadi akses wilayah tapal kuda Saronggi ditutup menggunakan bambu. Penjagaan dilakukan petugas gabungan dari TNI, Polri, petugas puskesmas dan kecamatan setempat. (Yd/Hem/Fa/gg)
Sumber Artikel: Portal Publik