Tugujatim.id – Malala Yousafzai adalah aktivis asal Pakistan yang memperjuangkan kesetaraan pendidikan bagi anak perempuan. Dia adalah sosok yang sangat fenomenal pada 2012 lalu, di mana saat itu perjuangannya dalam pendidikan anak perempuan membuat Taliban jengah hingga menembak kepalanya pada 9 Oktober 2012.
Hal tersebut membuat dunia menyoroti kisahnya. Dia adalah gadis kecil pemberani yang berjuang di tengah kearoganan Taliban. Melihat keberanian gadis kelahiran 1997 ini tentunya membuat kita bertanya-tanya bagaimana sosoknya tumbuh. Berikut 7 fakta soal Malala Yousafzai!
1. Anak dari Seorang Aktivis Pendidikan
Malala Yousafzai adalah anak dari Ziauddin Yousafzai, yaitu seorang penyair, aktivis pendidikan, dan pemilik sekolah. Ziauddin mengepalai sebuah sekolah yang bernama Public School Khushal. Dia juga memiliki sekolah private untuk perempuan yang berusia 14 tahun.
Namun, sejak Taliban melarang anak perempuan untuk pergi ke sekolah, Ziauddin terpaksa berpindah-pindah tempat dengan membawa keluarganya agar terhindar dari serangan tak terduga dari Taliban.
2. Memperjuangkan Hak-Hak Pendidikan sejak Usia 11 Tahun
Sejak usia 11 Tahun, Malala sudah mulai memperjuangkan hak-hak pendidikan anak perempuan. Di dalam buku “Mereka Menembak Kepalaku Hanya Karena Aku Ingin Sekolah” karya Saifullah Rohman menjelaskan bahwa pada awal September 2008 adalah awal Malala speak up tentang haknya. Saat ayahnya Ziauddin membawanya ke Peshwar, dia dengan lantang dan berani berbicara di depan pers lokal, “Beraninya Taliban mengambil hak asasi saya untuk memperoleh pendidikan!”.
3. Pernah Bimbang Antara Bercita-cita Jadi Dokter atau Politikus
Sewaktu kecil, seperti perempuan pada umumnya, Malala bercita-cita menjadi dokter. Sebuah pekerjaan mulia, di mana kelak dia bisa menolong orang yang sakit. Tapi, ketika waktu berjalan, dia memilih untuk bercita-cita menjadi politikus. Hal itu juga terjadi karena dukungan dari ayahnya.
Ayahnya telah membentuk pribadi Malala dari gadis pemalu menjadi perempuan yang berpikir tajam, berani menyuarakan kebenaran, dan pandai menulis. Tentunya, kepribadian Malala itu akan membawa pengaruh yang lebih dahsyat jika dia memilih menjadi politikus.
Ayahnya juga pernah berkata bahwa Malala bisa berbuat lebih daripada menjadi seorang dokter, yaitu menciptakan masyarakat, di mana mahasiswa kedokteran dengan mudah bisa mendapatkan gelar dokter.
Karena kepribadian alaminya yang tumbuh sebagai pemimpin dan dukungan dari ayahnya, Malala pun bertekad untuk menjadi politikus agar bisa memperbaiki krisis dalam negerinya. Apalagi dia merasa politikus di negaranya itu kurang optimal. Dia ingin memberantas kemalasan tersebut dan melayani negaranya.
4. Peraih National Youth Peace Prize 2011
Pada 19 Desember 2011, Malala mendapatkan penghargaan National Youth Peace Prize yang diberikan oleh perdana menteri Pakistan. National Youth Peace Prize adalah penghargaan perdamaian yang diberikan kepada anak muda Pakistan di bawah usia 18 tahun.
Malala adalah penerima pertama dari penghargaan ini. Hal itu dikarenakan dedikasinya dalam memperjuangkan hak-hak pendidikan perempuan saat Taliban berkuasa di kota kelahirannya di Lembah Swat.
5. Young Person of The Year 2012
Malala melawan Taliban hanya dengan kata-kata dan tulisan, sedangkan Taliban menyerangnya dengan pistol yang menembus kepalanya. Karena aksi heroiknya dalam membela pendidikan kaum perempuan, surat kabar The Times of London menganugerahkan Malala sebagai “Young Person of The Year” pada 2012. Penghargaan itu diberikan kepada Malala sebagai wujud perlawanan terhadap penyerangnya.
6. Peraih Simone de Beauvoir Prize 2013
Pada 9 Januari 2013, Malala mendapat penghargaan dari Prancis, yaitu Simone de Beauvoir Prize. Ini adalah penghargaan yang diberikan kepada orang yang berkontribusi nyata dalam membela hak-hak perempuan. Pada saat itu, ayah Malala menjadi wakil dalam menerima penghargaan itu karena Malala sendiri masih dalam tahap rehabilitasi pasca penembakan.
7. Penerima Nobel Perdamaian 2014
Pada 2013, Malala menjadi nominator Nobel Perdamaian. Nama Malala Yousafzai masuk sebagai kandidat pada hari terakhir penyerahan kandidat nominator, yaitu 1 Februari 2013. Dari 259 kandidat nominator penghargaan Nobel, Malala menjadi kandidat yang kuat bersama Bill Clinton—mantan Presiden Amerika Serikat. Tapi, pada tahun itu yang menjadi peraih nobel adalah Organisasi Anti Senjata Kimia. Malala Yousafzai mendapatkan Nobel Perdamaian dunia pada 2014.