Tugujatim.id – 12 Rabiul Awal adalah hari istimewa bagi masyarakat muslim. Nabi Muhammad saw sebagai pembawa wahyu lahir pada tanggal tersebut. Karena itu, umat Islam biasanya memperingati kelahiran itu yang kemudian disebut sebagai Maulid Nabi. Kata maulid atau milad dalam bahasa Arab bermakna hari lahir.
Perayaan Maulid Nabi dinilai sebagai momen untuk mengingat, mengahayati dan memuliakan kelahiran Rasulullah. Menurut KH Said Aqil Siraj, ketua umum PBNU, dilansir nu.or.id, yang pertama kali mengadakan maulid Nabi adalah Al Mu’izz li Dinillah, Khalifah Fatimiyah pada tahun 363 H di Mesir.
Di Indonesia, perayaan Maulid Nabi sangat beragam dan tidak sedikit mengikuti adat istiadat serta tradisi turun temurun. Berikut 7 tradisi unik Maulid Nabi di berbagai daerah Indonesia.
1. Kirab Ampyang
Tradisi ini merupakan tradisi menyambut perayaan Maulid Nabi di daerah Kudus, Jawa Tengah. Awalnya kegiatan tersebut sebagai media penyiaran agama Islam di wilayah Kudus. Acara ini digelar dengan menyajikan makanan yang dihiasi dengan Ampyang atau lebih dikenal dengan nasi dan krupuk yang diarak keliling desa.
2. Grebeg Maulud
Grebek Maulud memiliki arti untuk mengikuti sultan dan para petinggi keluar dari keraton untuk datang ke Masjid. Tradisi ini berlangsung sejak zaman Kesultanan Mataram. Puncak acara tradisi Grebeg Maulud adalah iring-iringan gunungan sebagai seremoni dan melakukan upacara persembahan sebagai peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad saw.
3. Panjang Jimat
Upacara Panjang Jimat merupakan perayaan Maulid Nabi di daerah Cirebon. Tradisi ini menjadi salah satu daya tarik masyarakat dari berbagai daerah untuk melihat prosesi upacara. Selain itu, upacara juga digelar di makam Sunan Gunung Jati dengan menghabiskan waktu di malam Maulid dengan berzikir.
4. Bungo Lado
Bungo Lado adalah pohon hias yang berdaun uang kertas berbagai nominal. Tradisi ini biasa digelar di daerah Padang Pariaman, Sumatera Barat. Tradisi Bungo Lado menjadi kesempatan bagi warga daerah dan perantau untuk menyumbang yang hasilnya akan digunakan untuk pembangunan rumah ibadah seperti masjid atau musala.
5. Moludhen
Moludhen merupakan cara masyarakat Madura, Jawa Timur, menyambut perayaan Maulid Nabi. Biasanya acara digelar dengan pembacaan barzanji (riwayat hidup Nabi) dan ceramah tentang kebaikan Nabi. Tradisi ini digelar di masjid di mana masyarakat akan berbondong-bondong untuk ikut serta dengan membawa tumpeng dan makanan lain untuk dimakan bersama.
6. Walima
Tradisi perayaan Maulid Nabi di Gorontalo bernama Walima, yaitu tradisi yang secara turun temurun dilakukan dari zaman dahulu. Dalam perayaannya masyarakat menyiapkan kue-kue tradisional yang disusun dari rumah untuk kemudian diarak keliling desa menuju masjid.
7. Maudu Lompoa
Puncak perayaan Maulid Nabi masyarakat Desa Cikoang, Sulawesi Selatan ini digelar dengan mengarak sebuah replika perahu pinisi yang dihiasi kain sarung. Perayaan ini juga diramaiakan dengan seni musik Gandro Bulo.
Itulah 7 cara unik masyarakat Indonesia dalam merayakan Maulid Nabi. Perayaan ini dapat dijadikan momentum untuk meneladani sifat Rasulullah. Sejumlah amalan juga bisa dilakukan dihari kelahiran Nabi Muhammad seperti memperbanyak salawat, membaca barzanji, bersedekah, dan berzikir.