SURABAYA, Tugujatim.id – FIFA resmi membatalkan Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023. Keputusan tersebut diambil setelah adanya pertemuan antara Presiden FIFA, Gianni Infantino dengan Ketua PSSI, Erick Thohir.
FIFA tak menjelaskan secara pasti terkait alasan pembatalan tersebut. FIFA hanya menekankan “situasi terkini” yang menjadi penyebabnya.
Kendati demikian, publik menduga penyebabnya karena masifnya penolakan partisipasi Timnas Israel berlaga di Indonesia pada ajang Piala Dunia U-20 tersebut.
Padahal, berbagai persiapan telah dilakukan oleh PSSI dalam menyambut turnamen akbar sepak bola dunia ini, termasuk pemilihan enam stadion di Indonesia yang rencananya digunakan sebagai venue gelaran Piala Dunia U-20.
Enam venue terpilih tersebut adalah Stadion Gelora Sriwijaya Palembang, Stadion Utama Gelora Bunga Karno Jakarta, Stadion Si Jalak Harupat Bandung, Stadion Manahan Solo, Stadion Kapten I Wayan Dipta Bali, serta Stadion Gelora Bung Tomo (GBT) Surabaya.
Erick Thohir pada Senin 13 Maret 2023 lalu sempat bertandang ke GBT untuk mengecek satu per satu fasilitas yang ada. Mulai dari ruang VVIP, tribun penonton, kesiapan ruang ganti ofisial, ruang pers, hingga ke bagian lapangan utama.
Dengan ditunjukkan GBT sebagai salah satu venue, Pemerintah Kota Surabaya pun turut serius menggarap persiapan gelaran Piala Dunia U-20. Namun, dengan diputuskannya Indonesia batal menjadi tuan rumah, otomatis GBT juga batal dijadikan sebagai venue.
Menanggapi hal itu, Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi menunggu arahan pemerintah dan PSSI terkait langkah berikutnya dalam penggunaan GBT. “Kalau terkait piala dunia, kita menunggu pemerintah dan PSSI. Sampai hari ini menunggu keputusan dan pemberitahuan. Sebab kita kan sebagai venue (lokasi) pelaksanaan,” jelasnya, pada Rabu (30/3/2023) malam.
Kendati demikian, kata dia, pembatalan Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 tidak menyurutkan semangat dan antusiasme jajaran Pemkot Surabaya.
Pihaknya akan fokus pada pembibitan atlet kebanggaan Surabaya, Persebaya Surabaya untuk memanfaatkan GBT sebagai tempat bermain mencetak prestasi-prestasi unggulan. “Meskipun kami menunggu, kami tetap akan melakukan pembibitan (atlet) di Kota Surabaya. Serta pasca keputusan itu, Persebaya bisa kembali menggunakan GBT untuk bermain,” pungkasnya.