MALANG, Tugujatim.id — SMKN 1 Turen kembali menorehkan prestasi lewat inovasi yang menginspirasi. Guru mata pelajaran IPAS SMKN 1 Turen, Sukma Hadi Anugerah memiliki ide cemerlang yakni mengolah limbah ampas kopi menjadi oleh-oleh unik berupa gantungan kunci.
Sukma berhasil meraih penghargaan dalam ajang Guru Award 2023 pada Malang Education Summit 2023 yang diselenggarakan oleh Malang Cerdas bersama dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia.

Sebelumnya, ia juga telah berhasil menorehkan prestasi dalam ajang GTK Creative Camp (GCC) 2022 di bidang Daur Ulang yang digagas oleh Dinas Pendidikan Jawa Timur dengan meraih posisi juara tiga.
Sukma mengaku senang dapat kembali membawa nama SMKN 1 Turen dalam raihan prestasinya.
Ia menjelaskan, inovasi ini diprakarsai usai mengetahui bahwa limbah ampas kopi di sekolahnya masih belum terolah. “Berawal dari survey di lingkungan sekolah, ternyata limbah yang belum ada penanganannya adalah ampas kopi espresso yang diperoleh dari kegiatan di Lab Tata Boga,” jelas Sukma Hadi.

Produk bernama Recyclop (Recycle of Kopi) itu sendiri merupakan olahan limbah ampas kopi yang dicampur gelatin, gliserol, dan alginat dengan formulasi tertentu. Ketiganya lantas diproses menjadi lembaran komposit yang kuat untuk kemudian disulap menjadi kerajinan berupa gantungan kunci.
Ampas kopi yang digunakan merupakan limbah yang berasal dari hasil penyeduhan kopi ataupun dari proses ekstraksi kopi menggunakan mesin. SMKN 1 Turen sering menggunakan mesin untuk mengolah kopi espresso.
Kata dia, setiap harinya dapat diperoleh 450 gram ampas kopi. Bila diakumulasi, maka akan terkumpul sebanyak 10 kilogram ampas kopi per bulan. Ampas tersebut mengandung gas metana yang dapat berakibat pada pemanasan global.

Sukma mengatakan, dalam proses pengolahannya, ia dibantu oleh para siswa dari berbagai jurusan di SMKN 1 Turen. Mulai dari pengumpulan limbah hingga ke pembuatan gantungan kunci.
“Untuk pengumpulan limbah, bekerja sama dengan siswa Tata Boga. Untuk pembuatannya saya dibantu 3 siswa dari jurusan TKJ (Teknik Komputer dan Jaringan), Tata Busana, dan PHT (Perhotelan). Untuk menjahitnya dibantu siswa Tata Busana,” jelasnya.
Terkait inovasi ke depannya, Sukma mengatakan bahwa ia masih tetap fokus ke pengolahan limbah. Tetapi selain ampas kopi, ada cangkang telur yang akan diproses. “Saya sudah berdiskusi dengan guru TBG (Tata Boga) untuk project berikutnya, semoga saja bisa terealisasi tahun ini juga. Insyaallah belum pernah dibuat kalo saya baca-baca di jurnal penelitian,” pungkasnya.(ads)