SURABAYA, Tugujatim.id – Ribuan jamaah yang mengikuti pelaksanaan salat Iduladha 1444 H/2023 tampak khusyuk ibadah di Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya, Kamis pagi (29/06/2023).
Dengan kapasitas 40 ribu jamaah, seluruh ruangan Masjid Al-Akbar Surabaya nampak penuh. Mulai dari lantai satu, lantai dua, hingga halaman luar masjid.
Serangkaian pelaksanaan Iduladha dipimpin oleh Imam Besar Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya KH Abdul Hamid Abdullah dan khatib Ketua Badan Wakaf Indonesia Prof Dr Ir Mohammad Nuh.

Dalam khutbahnya, Prof Nuh lebih awal mengajak para jamaah untuk ikut mendoakan jamaah haji yang saat ini menjalani puncak ibadah di Tanah Suci.
“Mereka semua merupakan tamu Allah SWT yang sangat dimuliakan, dan kami doakan semoga ibadahnya lancar dan menjadi haji yang mabrur,” katanya.
Di momen mulia ini, sejarah panjang Hari Raya Kurban Iduladha tidak lepas dari pengorbanan Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS.

Karena itu, Prof Nuh mengingatkan pada jamaah untuk senantiasa meneladani amalan-amalan Nabi Ibrahim AS. Salah satu amalan yang bisa dilakukan yaitu dalam mendidik Nabi Ismail menjadi anak saleh.
“Kisah kepatuhan Nabi Ismail AS terhadap Nabi Ibrahim AS. Kepatuhan sang anak kepada orang tuanya tentang pemimpin dan kepemimpinannya. Pemimpin berkualitas akan mampu membentuk umat yang berkualitas. Dan umat yang berkualitas akan menghasilkan pemimpin yang berkualitas pula,” ucapnya.
Sikap lain yang patut diteladani dari Nabi Muhammad adalah bagaimana cara dia mencari kebenaran tentang manifestasi Tuhan.
“Nabi Ibrahim selalu menggunakan rasio atau akal dalam proses mencari siapa Tuhannya. Dia mulai melihat pergerakan bagaimana matahari terbit dan tenggelam. Inilah yang menjadi basis dari pengetahuan bagi masyarakat dan menjadi ciri khas masyarakat modern,” jelasnya.
Meski begitu, menurut dia, kekuatan akal tidak selamanya menang dalam mencari kemenangan. Sebab dalam pengetahuan, manusia juga bersandar pada dalil aqli.
Dalam menutup khutbahnya, Ketua Majelis Wali Amanat Institut Sepuluh November Surabaya ini berpesan kepada jamaah agar menyiapkan generasi mendatang yang lebih berkualitas sehingga dalam mengelola kehidupan dengan baik.
“Yang menjadi tugas utama kami adalah menyiapkan orang saleh sampai pada level generasi (dzurryat). Begitu jumlah orang jahatnya lebih besar dari orang baik, maka rusaklah tatanan kehidupan. Untuk menyiapkan generasi yang strategis, maka dibutuhkan sumber daya yang strategis,” ujarnya.
Terpisah, dalam pelaksaan salat Iduladha ini juga dihadiri oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak, serta jajaran Forkopimpda Jawa Timur.

Gubernur Jawa Timur Khofifah menuturkan bahwa Hari Raya Iduladha menjadi momen untuk saling berbagi dan meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT.
“Ibadah kurban masih bisa dilaksanakan pada tiga hari sampai hari tasyrik setelah 10 Dzulhijah. Sehingga masih bisa dimaksimalkan dan menjadi referensi kesalehan sosial untuk saling berbagi dan memberikan kesejahteraan kepada masyarakat sekitar,” tutur Khofifah dalam sambutannya.
Writer: Izzatun Najibah
Editor: Dwi Lindawati