TUBAN, Tugujatim.id – Sejumlah petani di Desa Kebonharjo, Kecamatan Jatirogo, Kabupaten Tuban, merasa frustrasi dengan keadaan tanaman padinya yang diserang hama wereng. Petani Tuban ini merasa putus asa tanamannya membusuk, lalu mengering.
Dengan melampiaskan kekecewaannya, para petani Tuban nekat mencabuti tanaman padi yang rusak. Setelah terkumpul, tanaman padi berusia 50 hari ini kemudian dibakar hingga ludes.
Baca Juga: Liburan Panjang, Pengunjung Ekowisata Silowo Tuban Membeludak Seribu Orang Per Hari
“Karena sudah pasti tidak panen, jadi kami bakar saja. Lahan saya 3,5 hektare tidak panen. Gagal total dan rugi besar,” ungkap Selamet, salah satu petani Tuban setempat.
Selamet menyampaikan, tanaman padi yang awalnya tumbuh normal, mendadak membusuk lalu mengering. Serangan hama wereng ini membuat sebagian besar tanaman padi milik petani setempat dipastikan gagal panen.

“Ini lahan yang terkena hama kira-kira ada lebih dari 250 hektare, baik di Desa Karangtengah maupun Kebonharjo. Pengobatan dengan pestisida maupun insektisida sudah dilakukan, tapi hamanya malah makin menjadi-jadi,” imbuhnya.
Petani berusia 51 tahun ini melanjutkan, serangan hama wereng ini yang terparah jika dibandingkan musim-musim sebelumnya. Akibatnya, para petani mengalami kerugian Rp15 juta dalam setiap hektarenya.
“Ini paling parah dari pada sebelumnya. Karena ini nggak nyisa sama sekali,” cetus Selamet.
Baca Juga: Polisi Segel Gudang Bengkel Mobil di Gentong Pasuruan, Kerap Terlihat Tangki BBM Keluar Masuk
Para petani berharap, pemerintah turun tangan menyurvei di lokasi dan membantu mencarikan solusi. Selain itu, mereka juga berharap bantuan berupa pupuk, bibit, atau obat-obatan.
Diberitakan sebelumnya, ratusan hektare tanaman padi di Kabupaten Tuban rusak parah akibat serangan hama wereng. Bahkan, sebagian besar di antaranya gagal panen meski para petani telah melakukan berbagai upaya pengobatan.
Writer: Mochamad Abdurrochim
Editor: Dwi Lindawati