MOJOKERTO, Tugujatim.id – Putusan kepada terdakwa pembunuhan siswi Kemlagi, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, telah dibacakan pada Jumat (15/7/2023) kemarin.
Namun, sidang putusan yang berlangsung di Pengadilan Negeri (PN) Mojokerto ini berakhir ricuh. Pasalnya, keluarga dan kerabat korban tidak terima dengan putusan hakim tunggal, BM Cintia Buana.
BM Cintia Buana menjatuhkan putusan kepada terdakwa berupa hukuman penjara tujuh tahun empat bulan dan pelatihan kerja selama tiga bulan di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Blitar.

Namun, hukuman ini dirasa belum maksimal. Tidak hanya bagi keluarga korban, namun juga bagi jaksa penuntut umum (JPU). Maka, jaksa mengajukan upaya banding. Upaya hukum ini ditempuh imbas dari putusan yang dianggap tidak adil bagi keluarga korban. “Kami ambil upaya banding,” kata Kasi Pidana Umum (Pidum) Kejaksaan Negeri Kota Mojokerto, Nurdhina Hakim, pada Sabtu (15/7/2023).
Nurdhina menambahkan, putusan hakim tunggal belum memenuhi asas keadilan bagi keluarga korban. Selain itu, vonis yang dijatuhkan hakim ternyata lebih ringan daripada tuntutan jaksa. “Vonis lebih ringan daripada tuntutan. Maka kami ajukan banding,” ucapnya.
Sebelumnya, kericuhan sidang bermula tak lama setelah hakim selesai membacakan putusan. Terlebih, sidang putusan dihadiri puluhan pengunjung, baik dari keluarga maupun kerabat korban.
Massa yang tidak bisa masuk ruangan sidang lantas bertanya-tanya berapa vonis yang dijatuhkan. “Heh, dihukum piro rek? Pirang taun?,” pertanyaan ini banyak dilontarkan puluhan kerabat yang menyaksikan sidang dari luar ruangan.
Begitu mendengar teriakan histeris dari ibu korban, YI, sontak massa mulai merangsek masuk ke dalam ruang sidang. Mereka meneriaki hakim yang tidak adil. Tak cukup itu, massa berusaha mendekati hakim dan meminta hakim mengubah putusan yang telah dibuat.
“Kenapa kok dihukum segitu? Bayangkan ini terjadi kepada anak Anda. Hukuman ini keliru. Ubah putusannya,” pekik salah satu pengunjung yang hadir.
Tak hanya itu, salah satu pengunjung yang berhasil berhadapan dengan BM Cintia Buana lantas menyalaminya sembari menyumpah hakim. Pengunjung ini mencari ketegasan hakim bahwa hakim tidak menerima suap dalam perkara ini. “Yakin tidak disogok? Lillahi taala? Kalau disogok, tau kan resikonya?,” tegas salah satu pengunjung sambil menjabat tangan hakim.
Keributan berangsur mereda saat Kapolresta Mojokerto, AKBP Wiwit Adisatria turun tangan. Wiwit mengingatkan pengunjung agar tidak melakukan perbuatan melawan hukum.
Reporter: Hanif Nanda
Editor: Lizya Kristanti