SURABAYA, Tugujatim.id – Peringatan Hari Mangrove Sedunia dilakukan pada Rabu (26/07/2023). Di berbagai instansi, mangrove kian masif dilestarikan sebagai pendukung oksigen untuk ekosistem lingkungan, termasuk di Jawa Timur.
Nah, Jawa Timur sendiri menjadi provinsi dengan hutan mangrove terluas se-Pulau Jawa dan Bali. Yakni seluas 27.221 ha atau setara 48 persen dari luas hutan mangrove di Jawa dan Bali.
Menurut Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyatakan bahwa sejauh ini Provinsi Jawa Timur terus konsisten memperluas rehabilitasi mangrove di sejumlah kawasan dan bekerja sama dengan berbagai pihak, di antaranya masyarakat dan komunitas.
“Kami pemprov bersama banyak komunitas sering kali menanam mangrove di hampir sebagian besar wilayah pantai,” katanya pada Rabu (26/07/2023).
Karena itu, Khofifah juga meminta agar penggalakan mangrove bisa terus dilakukan karena mangrove turut memberikan cadangan blue carbon yang bisa menyimpan karbon empat kali lebih banyak dari hutan terestrail serta bisa menyerap 20 lebih besar emisi karbondioksida dari hutan tropis.
Kemudian guna menjaga ekosistem mangrove di Jawa Timur, Gubernur Khofifah menerbitkan Surat Edaran (SE) kepada kabupaten/kota serta lembaga masyarakat pegiat lingkungan sejak 31 Januari 2021 terkait pelaksanaan rehabilitasi lahan kritis dan ekosistem mangrove di Jawa Timur.
“Kami fokus mengembangkan hulu ke hilir dengan maksimalkan. Supaya ekonomi masyarakat bisa berdaya. Kalau hilirisasi jalan dengan baik nanti kita bisa bikin festival mangrove,” ungkapnya.
Rencananya, tahun festival mangrove bakal digelar di Kota Surabaya. Setelah sebelumnya pernah digelar di Pasuruan, Sidoarjo, Sampang, dan Trenggalek.
Selain itu, Khofifah juga mengatakan menanam mangrove juga harus seiring dengan perencanaan program nasional net zero emisi (NZE) yang diharapkan terjadi pada 2060.
Kemudian, kontribusi elemen strategis, privat sektor, dan berbagai komunitas terus bertambah menjadi 100 persen. Artinya, komitmen pelestarian mangrove mendapat banyak dukungan dari masyarakat.
“Artinya, kesadaran untuk merawat ekosistem serta daya dukung lingkungan alam dalam bentuk upaya pengurangan emisi gas juga NZE 2060 akan meningkat,” ujarnya.
Untuk diketahui, sejak 2020-2023 penanam mangrove di Jatim Timur seluas 1.878,53 ha atau 6.749.527 bibit mangrove.
Writer: Izzatun Najibah
Editor: Dwi Lindawati