MALANG – Polemik petani jeruk di Desa Selorejo belum juga usai dan semakin meruncing. Pagi tadi (19/8/2020) pukul 09.00 WIB, ratusan petani jeruk tersebut berdemo di depan Pendopo Pringgitan Kabupaten Malang untuk berkeluh-kesah kepada Bupati Malang, Muhammad Sanusi.
“Kemarin ke desa sudah tidak ada yang menanggapi, kami tunggu seharian gak kuncul. Jadi, kami punya niatan untuk kemari buat minta pertolongan dari Pak Bupati,” ungkap Ketua Kelompok Tani Sumberrejeki Desa Selorejo, Purwati pada Rabu (19/08/2020).
Sayangnya, Bupati Malang tidak ada ditempat selama para petani melakukan orasi. “Sekarang hari ini Pak Bupati tidak ada karena ada acara, sehingga kita kita diundang ke Kantor Sekda (Sekretaris Daerah) hari Senin jam 09.00 WIB atau 09.30 WIB,” bebernya.
“Nanti saya bersama semua warga akan datang, kami sekarang harus sama-sama. Karena sudah 8 bulan kami dibohongi, bukannya tidak petcata sama pemerintah, tapi kenyataannya selama 8 bulan ini tidak ada apa-apanya,” sambungnya.
Dalam mediasi nanti, Purwati mengatakan akan mengungkapkan semua keluh kesahnya Pada Sekda dan Bupati Malang.
“Nanti hari Senin kita tetap sama bakal mediasi minta ganti rugi kalau bisa ya tetap menyewa. Karena warga yang menanam buah jeruk, tapi harapannya ya tetap bisa menyewa,” terangnya.
Purwati juga menegaskan jika dirinya tidak menolak adanya Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Dewarejo Desa Selorejo.
“Kami tidak menolak adanya BUMDes, kami sangat setuju adanya BUMDes, asalkan tetap warga yang merawat jadi warga mengambil pupuk di BUMDes dan setor jeruknya di BUMDes,” tegasnya.
Dengan begitu baik BUMDes Dewarejo maupun Kelompok Tani Sumberrejeki bisa mendapatkan untuk bersama-sama.
Kepala Desa Susah Dicari
Namun, setiap kali ingin dikonfirmasi terkait kasus petani jeruk tersebut, Kepala Desa Selorejo, Bambang Suponyono, selalu berhasil menghilang.
“Warga nyari-nyari Pak Kepala Desa tidak ada dan ditelpon juga tidak bisa,” keluhnya.
“Bahkan kemarin ada intel dari Polres datang buat telepon Pak Lurah juga tidak bisa. Dia datang ke saya buat minta nomor telepon Pak Lurah, lha saya aja gak pernah dihubungi ya gak punya,” ucapnya.
Aksi damai yang dilakukan para petani ini lantaran Camat Dau juga terkesan angkat tangan pada permasalahan ini. “Pak Camat juga kami sudah datang 3 kali tapi tidak ada respon,” ujarnya.
Terakhir, Purwati mengatakan jika mediasi hari Senin nanti Lurah Selorejo hadir, ia ingin menanyakan maksudnya selama ini. Karena ia beranggapan jika banyak petani yang sewanya belum habis tapi dilanggar hak-haknya.
“Kan yang menyewa tahun 2019 habisnya Desember 2020, bahkan ada yang menyewa dari 2020 harusnya habis 2021 tapi kenapa dari April 2020 sudah memetik jeruk warga. Kan tidak berhak itu milik warga, saya hanya ingin tahu maksud Pak Lurah,” tutupnya.
Dalam aksi damai tersebut, berakhir sekitar pukul 10.00 WIB dan dilanjutkan dengan makan bersama di depan Pendopo Pringgitan Kabupaten Malang.
Bahkan, anggota Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) juga ikut dipersilahkan makan bersama.
Reporter: Rizal Adhi Pratama
Editor: Gigih Mazda