SURABAYA, Tugujatim.id – Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Jawa Timur meninjau repatriasi Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang masuk wilayah Jawa Timur di Terminal 2 Bandara Juanda Sidoarjo. Selanjutnya para PMI dari berbagai daerah ini dibawa ke Asrama Haji Sukolilo Surabaya.
Pangdam V Brawijaya Mayjen TNI Suharyanto, Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta, Sekda Prov Jatim Heru Tjahjono, dan Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Gatot Repli Handoko secara langsung memastikan proses repatriasi dengan dilakukan “screening” di Bandara Juanda dapat berjalan dengan baik. Hal itu untuk memastikan para PMI dapat terjaring sebelum masuk wilayah Jawa Timur.
Usai dilakukan proses screening terhadap para PMI, mereka langsung dibawa ke Asrama Haji Sukolilo Surabaya untuk dikarantina selama dua hari sebelum nantinya akan dipulangkan ke rumahnya masing-masing.
Namun, dalam proses “screening” ini nantinya juga akan diketahui PMI yang sehat maupun yang terpapar Covid-19. Untuk yang terpapar, mereka langsung dibawa ke RS Lapangan Indrapura Surabaya.
Mekanisme dalam pelaksanaan penanganan PMI di Jawa Timur, yakni setelah melaksanakan tes PCR, WNI diwajibkan melaksanakan karantina di tempat karantina khusus yang telah disediakan pemerintah selama 2 hari.

Untuk WNA diwajibkan karantina di hotel atau penginapan yang sudah disertifikasi penyelenggaraan akomodasi karantina Covid-19 oleh Kemenkes RI dengan biaya mandiri. Setelah hasilnya negatif, akan diakomodasi ke daerah asalnya.
Pangdam V Brawijaya Mayjen TNI Suharyanto menjelaskan bahwa PMI tersebut secara moril tidak ada masalah karena semuanya ditanggung Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
Setelah dua hari dikarantina di Asrama Haji, hari ketiga mereka dijemput oleh masing-masing kepala daerah, bupati, dandim, dan kapolres, kemudian di sana masih dikarantina tiga hari. Di hari ketiga dilaksanakan “swab-test” sebelum diperbolehkan bertemu dengan keluarganya.
“Kalau hasilnya negatif, di hari keempat, di kabupaten atau kota mereka kembali ke rumahnya masing-masing. Artinya, karantinanya menjadi lima hari. Dua hari di sini terpusat, kemudian tiga harinya disebar di kabupaten-kota,” ujarnya.