TRENGGALEK, Tugujatim.id – Gemerlap lampu lampion di sepanjang jalan di Desa Sukowetan, Kecamatan Karangan, Kabupaten Trenggalek menandakan bahwa Lebaran Hari Raya Idul Fitri akan segera tiba. Uniknya, salah seorang warga ada yang sampai rela menggantung sepeda kayuhnya untuk dijadikan lampion berbentuk sepeda.
Diketahui, rencana menghias jalanan untuk menyambut Lebaran dengan deretan-deretan lampu hias tersebut telah dipersiapkan sejak setahun lalu oleh warga. Di mana masyarakat secara swadaya merogoh kocek pribadi melakukan secara swadaya inovasi unik tersebut.
Zainal Arifin, pemuda asal Desa Sukowetan yang memprakarsai inovasi lampion sepeda gantung tersebut mengaku jika dirinya berbekal nekat dan kompak dengan warga. Di mana saat itu ia mengaku terkumpul anggaran sekitar Rp 3 juta untuk belanja perangkat lampion.
“Sebenarnya perencanaan ini sudah satu tahun yang lalu bersama pemuda-pemuda RT 003 RW 001, kemudian kita sampaikan kepada warga sekitar, alhamdulilah responnya baik terkait hiasan lampu lampion untuk menyambut Idul Fitri 1442 H ini,” ungkap Arifin.
Diakuinya, penataan lampion tersebut sebenarnya belum 100% selesai dan mengaku masih akan ada penambahan lagi. Hanya saja, karena swadaya antar masyarakat, jadi ia mengaku hal tersebut tidak mungkin pengerjaan lampion tersebut diselesaikan dengan cepat.
“Mengandalkan gotong-royong dengan warga. Ya semoga bisa rampung dan warga yang melintas bisa menikmati,” tuturnya.
Lampion sepeda gantung yang berada di jalan penghubung desa beda kecamatan ini harapannya bisa menjadi daya tarik tersendiri. Di mana untuk saat ini warga lokal sudah mulai membanjiri media sosialnya dengan foto-foto di lokasi lampion. Kendati respon yang baik, nantinya bakal ada tindak lanjut sebagai desa wisata.
“Untuk saat ini masih warga lokal yang mengunjungi dan juga banyak yang sudah memposting lampion tersebut di media sosialnya. Semakin banyak yang posting, nantinya akan menjalar pengunjung datang,” harapnya.
Upaya pembangunan lampion sepeda gantung ini, Arifin menerima beberapa kali masukan dari warga. Salah satunya karena letaknya di pinggir jalan penghubung Kecamatan Karangan dengan Kecamatan Suruh yang intinya warga meminta tidak menganggu pengguna jalan dan dapat mengawasi serta tidak menimbulkan kerumunan masa.