Jumlah Korban Dugaan Pelecehan di SMA SPI Terus Bertambah, 2 Orang Dijadwalkan Beri Kesaksian ke Polda Jatim

Gigih Mazda

KriminalNews

Rombongan DPRD Jatim dan Dindik Jatim saat meninjau SMA SPI Kota Batu, Kamis (3/6/2021). (Foto: M Sholeh/Tugu Jatim)
Rombongan DPRD Jatim dan Dindik Jatim saat meninjau SMA SPI Kota Batu, Kamis (3/6/2021). (Foto: M Sholeh/Tugu Jatim)

BATU, Tugujatim.id – Jumlah alumni maupun siswa SMA Selamat Pagi Indonesia (SPI) Kota Batu yang diduga menjadi korban pelecehan seksual, kekerasan fisik, hingga eksploitasi ekonomi oleh sang founder sekolah, JE, terus bertambah. Sejauh ini, setidaknya sudah ada 12 orang dari 15 orang korban yang secara resmi melaporkan kasus tersebut ke Polda Jatim.

Tak hanya itu, Jumat (4/6/2021) besok rencananya dua orang korban juga dijadwalkan untuk melaporkan dan memberi kesaksian ke Polda Jatim. Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua Komnas Perlindungan Anak, Arist Merdeka Sirait.

“Besok, Jumat (4/6/2021) akan ada dua saksi kunci, dari wilayah Jawa Timur yang akan turut melapor dan memberikan kesaksiannya kepada tim penyidik Polda Jatim,” ujar Arist Merdeka Sirait, Kamis (3/6/2021).

Sirait juga mengaku mendapati informasi dari seorang ibu yang bercerita bahwa putranya yang sempat bersekolah di SMA SPI Kota Batu pernah mengalami kekerasan fisik. Sehingga ibu tersebut menarik anaknya dari sekolah itu usai mengenyam pendidikan 7 bulan.

“Cerita ibu itu, putranya sempat bersekolah di situ selama tujuh bulan. Namun selama di sana, dia mendapati putranya mengalami kekerasan fisik. Adanya perlakuan itu, ibu tersebut langsung menarik putranya untuk pulang,” bebernya.

Berdasarkan aduan yang dia terima, Sirait mengungkapkan bahwa kekerasan fisik terjadi ketika sekolah tersebut didatangi tamu penting atau donaturnya.

Disebutkan, semua peserta didik telah disiapkan skenario atau hal hal yang harus dilakukan ketika kedatangan tamu penting. Namun ketika pada praktiknya tidak sesuai ekspektasi, maka founder SMA SPI akan murka dengan menampar atau memaki.

“Ini merupakan bentuk bentuk kekerasan fisik dan eksploitasi ekonomi. Selain menampar, mereka juga akan memberikan hukuman berupa siraman air saat peserta didik sedang beristirahat karena kelelahan,” ungkapnya.

Popular Post

Mengusahakan Pertolongan Ilahi.

Kisah Hidup Pendiri Wardah Resmi Tayang di YouTube, Ini Sinopsis Film “Mengusahakan Pertolongan Ilahi”

Dwi Linda

SURABAYA, Tugujatim.id – Kisah hidup Nurhayati Subakat, sosok di balik kesuksesan PT Paragon Technology and Innovation, hadir dalam film bertajuk ...

Ansor Kota Malang.

PC GP Ansor Kota Malang Terima CSR Tugu Malang ID dan Times Indonesia, Tingkatkan Kader Melek Digital

Dwi Linda

MALANG, Tugujatim.id – Pengurus Cabang (PC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kota Malang menerima bantuan dana corporate social responsibility (CSR) dari ...

Khofifah.

Khofifah-Emil Silaturahmi ke Rumah Jokowi usai Retreat di Magelang, Ini Isi Petuahnya!

Dwi Linda

SURABAYA, Tugujatim.id – Gubernur dan Wakil Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa-Emil Elestianto Dardak usai mengikuti retreat di Magelang, Jawa Tengah, ...

Pelaku mutilasi wanita asal Blitar.

Update! Pelaku Mutilasi Wanita asal Blitar dalam Koper Merah: Mulai Menyesal, Kerap Menangis saat Ingat Anak

Dwi Linda

SURABAYA, Tugujatim.id – Rohmat Tri Hartanto alias Antok, 33, pelaku pembunuhan dan mutilasi Uswatun Khasanah, 29, seorang sales promotion girl ...

Mudik gratis 2025.

Tak Ada Mudik Gratis 2025, Dishub Kota Malang Fokus Bangun Lahan Parkir di Kayutangan Heritage

Dwi Linda

MALANG, Tugujatim.id – Kabar kurang menggembirakan datang dari Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Malang. Pihaknya memastikan tidak menyediakan mudik gratis 2025 ...

Tempuran Mojokerto.

Kurang dari Setahun, Tempuran Mojokerto Terendam Banjir Tiga Kali

Dwi Linda

MOJOKERTO, Tugujatim.id – Wilayah Tempuran, Sooko, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, kembali terkena banjir luapan pada Jumat (28/02/2025). Banjir luapan di ...