SURABAYA, Tugujatim.id – Terkait kabar pemanggilan 2 orang dari pihak SMA Selamat Pagi Indonesia (SPI) oleh Polda Jatim atas kasus pelecehan seksual dibenarkan oleh Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Gatot Repli Handoko. Dia menegaskan, hari ini (07/06/2021) Direktorat Krimum Polda Jatim memeriksa 2 orang dari pihak SMA SPI Kota Batu untuk dimintai keterangan.
Kombes Gatot menjelaskan, hasilnya yang terbaru masih proses digali lebih jauh.
“Targetnya hari ini (07/06/2021) tim yang sudah dibentuk oleh Direktorat Reserse Krimum (Ditreskrimum, red) Polda Jatim itu memeriksa 2 orang dari pihak SPI. Ini update yang terakhir, hasilnya juga kami belum dapat yang terbaru,” terang Kombes Gatot di Ruang Konferensi Pers Humas Polda Jatim.
Selain itu, Kombes Gatot juga menerangkan belum bisa menyebut secara spesifik data dua orang yang dipanggil dan diperiksa oleh Ditreskrimum Polda Jatim.

“Yang jelas hari ini kami memeriksa 2 orang dari pihak SPI. Kalau siapa yang diperiksa, saya masih belum bisa menyebutkan,” imbuhnya.
Untuk jumlah penyintas yang melaporkan, tegas Kombes Gatot, ada sekitar 14 orang. Di sisi lain, proses pemulihan memakai jasa psikiater juga sudah mulai dijalankan pada penyintas pelecehan seksual.
“Semua 14 orang, jadi satu laporan polisinya karena objek materinya sama. Tapi, ada pelapor yang sudah kami ambil keterangan ada 14 orang,” bebernya.
“Kemudian kami juga sudah melakukan kegiatan psikiater terhadap penyintas. Itu ada 4 orang, kemudian yang dilakukan visum, sudah ada tapi hasilnya belum keluar,” tegasnya.
Berikutnya, Kombes Gatot menyambungkan, ada beberapa orang yang sudah divisum, tapi 4 orang menolak. Alasannya, Kombes Gatot menambahkan, karena tidak ada kaitannya dengan kasus pelecehan seksual.
“Kalau yang menelepon itu banyak, tapi yang terkait pengaduan baru kami data sekitar 20 orang. Kalau masuk ke telepon itu ada yang memang serius, ada yang tidak serius. Kami pilah,” jelasnya.
“Yang jelas kalau kami memeriksa bakal didampingi sama KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia, red), ya ini ada di tempat masing-masing,” ujarnya.