TUBAN, Tugujatim.id – Jelang pemberlakuan sistem Pembelajaran Tatap Muka (PTM) pada Tahun Ajaran Baru 2021 pada Juli 2021 mendatang, vaksinasi untuk guru-guru di Kabupaten Tuban terus digenjot oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Tuban. Salah satunya,di UPTD Puskesmas Palang Jalan Raya Deandles, Kecamatan Palang Kabupaten Tuban, Senin (14/6/2021).
Guru yang mengikuti vaksinasi pertama untuk mereka itu menyambut dengan cukup antusias. Guru yang sudah mengambil nomor antrean kemudian menunggu di kursi tunggu bersama peserta lain dengan tetap menjaga jarak dan bermasker.
Secara bergiliran, mereka melakukan registrasi dan didata nomor KTP serta nomor teleponnya. Dilanjutkan pengukuran suhu hingga tekanan darahnya. Setelah itu, mereka memasuki ruangan vaksinasi untuk disuntik.

Salah satu guru yang mengikuti vaksinasi, Imam Sarozi menuturkan setelah divaksin tidak merasakan efek yang berat. Hanya saja merasa kantuk saja. Untuk diketahui, vaksin dari pemerintah tersebut telah sejak lama ditunggu oleh para guru, tak terkecuali di Tuban.
“Dengan divaksin para guru lebih optimal dan siap menjalankan kebijakan pembelajaran tatap muka oleh pemerintah,” kata Imam Sarozi yang menbgajar di MI Al Azhar, Desa Karangagung tersebut.
Sementara itu, peserta vaksinasi lain di Puskesmas Palang, Anik Asriah juga tidak merasakan afek samping. Sebelum berangkat, ia mengaku telah cukup istirahat serta sarapan terlebih dulu.
“Selama ini saya bekerja di sekolahan sehingga vaksin ini penting untuk mencegah penularan virus Covid-19,” sambungnya.
Target Selesai Akhir Bulan Ini
Menanggapi program vaksinasi untuk guru tersebut, Pemkab Tuban melalui Kepala Dinkes Tuban, Bambang Priyo Utomo saat dikonfirmasi menargetkan seluruh guru dan tenaga pengajar selesai divaksin pada Juni 2021. Sesuai Surat Keputusan Bersama (SKB) empat menteri, bahwa syarat untuk pembelajaran tatap muka yakni harus sudah melakukan vaksinasi dua kali dan mematuhi sejumlah protokol kesehatan.
“Sebenarnya kita ditarget bulan ini selesai. Namun masih ada kendala di lapangan. Seperti guru yang panggil unutk melaksanakan vaksinansi berhalangan. Sehingga menghambat proses vaksin ke kelompok yang sasaran lainnya,” pungkasnya.