MALANG, Tugujatim.id – Badan Akreditasi Nasional (BAN) Sekolah/Madrasah menyebut jika penilaian akreditasi untuk sekolah di masa pandemi Covid-19 tak akan terlalu banyak berpengaruh pada penilaian keseluruhan. Sebab, meski ada kendala karena pandemi, namun proses penilaian akreditasi tahun 2021 ini sebenarnya telah dilakukan sejak tahun 2016 silam. Yakni tahun 2016, 2017, 2018, dan 2020.
Hal tersebut diungkapkan langsung oleh Ketua BAN Sekolah/Madrasah, Dr Toni Toharuddin MSc ketika memberikan materi dalam forum Fellowship Jurnalisme Pendidikan 2021 Batch 2 yang digagas oleh Gerakan Wartawan Peduli Pendidikan (GWPP) dan PT Paragon Technology and Innovation melalui Zoom Meeting, Selasa (14/6/2021).
Toni mengatakan bahwa sistem penilaian BAN S/M bukan hanya saat pandemi saja. Sehingga penilaian akreditasi di tahun 2021 sudah dilakukan sejak 2016, 2017, 2018, 2019, dan 2020.
“Sehingga ada interception dengan pandemi ini. Namun, kejadian pandemi ini merubah cara penilaian akreditasi kami, kalau dulu ada luring, sekarang ada daring. Karena beberapa sekolah tidak bisa dilakukan luring karena kebijakan pemerintah terkait pandemi ini,” terang Toni.
Menurutnya, penilaian sistem pembelajaran juga bisa dilaksanakan secara daring, sehingga instrumen atau pos-pos atau SOP yang dibuat BAN S/M sudah mengakomodir peristiwa-peristiwa yang saat ini terjadi. Sekali lagi, Toni menegaskan bahwa penilaian akreditasi saat ini tidak terpengaruh oleh adanya pandemi.
“Badan akreditasi tetap bisa melakukan penilaian terhadap peristiwa pandemi Covid-19 ini. Jadi kalau sekolah mempersiapkan dengan baik, meskipun dengan proses daring maka akan siap baik dengan Zoom Meeting, Google Classroom, bahkan dengan grup-grup WhatsApp,” tegasnya.
“Bahkan di daerah-daerah itu guru-guru bisa melakukan dokumentasi dengan baik terkait pembelajaran melalui grup-grup WhatsApp,” imbuhnya.
Lulusan S1 Statistika Universitas Padjadjaran ini mengatakan pihaknya bisa melakukan wawancara melalui telepon, Zoom Meeting, dan Google Meet untuk menggali informasi yang sebenarnya.
“Walaupun masih memiliki kendala terkait telaah dokumen, jadi tidak semua sekolah membuat dokumen kinerja yang baik. Sehingga akan kesulitan melakukan penggalian data khususnya terkait dokumen, jadi para asessor diberikan penguatan agar penggalian data bisa mencapai hasil yang maksimal,” pungkasnya.