MALANG, Tugujatim.id – Isolasi mandiri (isoman) menjadi piihan terakhir bagi pasien ketika belum mendapatkan penanganan dari RS rujukan penanganan Covid-19. Seperti diketahui, kini RS maupun rumah Safe House hingga RS Darurat Lapangan sudah overload.
Namun ternyata, jika selama proses isoman ini tidak mendapatkan pengawasan intensif dari ahlinya, bisa berakibat fatal. Di Kota Malang sendiri tercatat ada sekitar 200 pasien positif corona menjalani isoman.
”Namun dari jumlah itu, hingga saat ini ada 15 pasien yang meninggal dunia saat menjalani isoman. Angka ini masih bisa terus bertambah seiring situasi sekarang,” kata Husnul dihubungi, Selasa (13/7/2021).
Kendati isoman adalah solusi terakhir, maka Husnul mengimbau masyarakat agar melaporkan dirinya ke Puskesmas terdekat. Harapannya, kondisi pasien bisa dilakukan pengawasan oleh petugas sehingga tidak sampai terjadi kembali hal fatal ini.
Nanti dari Puskesmas, papar dia, akan melakukan tindak lanjut tracing hingga testing. ”Sekaligus memberi arahan dan rekomendasi bagaimana cara menjalani isolasi mandiri yang aman di rumah,” paparnya.
Pada prinsipnya, isoman tidak direkomendasikan karena selain bisa menimbulkan resiko fatal, namun juga sulitnya memitigasi transmisi penularan. Namun karena memang kondisi mendesak, hal itu pun diberbolehkan.
Sementara itu, Wali Kota Malang Sutiaji mengimbau masyarakat untuk mengurangi mobilitas selama PPKM Darurat sehingga angka kasus penularannya bisa lebih dilokalisir. Sejauh ini, dinilai masyarakat masih belum paham bahkan belum sadar akan tujuan primer itu.
”Memang proses, ada titik jenuh. Saya juga menyadari. Tapi ini kan musibah bersama, bukan untuk kepentingan kita sendiri, tapi kepentingan bersama. Jadi saya mohon masyarakat sadar dan menahan diri untuk sementara,” imbaunya.