Oleh: Abdul Haris Zulkarnain*
Tugujatim.id – Apakah kamu suka ikut kampanye di media sosial? Kampanye di media sosial biasanya ngapain aja sih? Apakah kamu tahu yang dilakukan aktivis di media sosial adalah bentuk slacktivism?
Slacktivism merupakan istilah yang sering muncul bersamaan dengan maraknya kampanye sosial dalam bentuk digital yang memanfaatkan berbagai platform sosial media. Slacktivism berasal dari kata Slack yang berarti malas dan activism atau aktivitas.
Tindakan ini termasuk salah satu bentuk tindakan yang cukup sederhana untuk mendukung suatu masalah atau tujuan sosial yang hampir tidak melibatkan upaya dari pihak peserta. Slacktivism kemudian dapat diartikan sebagai aktivitas atau partisipasi sosial yang terwujud dalam aktivitas semu digital, misalnya dengan like, retweet, atau penandatanganan petisi online, dst.
Biasanya, orang yang telah melakukan tindakan slacktivism akan merasa puas karena telah berkontribusi walaupun hanya lewat media sosial yang mereka miliki.
kegiatan ini dapat dilakukan dari manapun dan kapanpun. Oleh karena itu sering dinilai sebagai bentuk aktivisme yang malas dan tidak akan membawa perubahan signifikan.
Anggapan ini berasal perbandingan antara slacktivism dengan gerakan protes turun ke jalan yang cukup terbukti dapat membawa perubahan. Karena banyaknya isu yang lalu-lalang di media sosial, banyak pula isu yang setelah didiskusikan kemudian hilang begitu saja, seakan aktivis-aktivis online puas hanya dengan berdiskusi dan tidak peduli dengan dampak atau perkembangan isunya.
Jadi, masa depan aktivisme yang efektif dan bermakna tampaknya cenderung kurang agresif, kurang pengalaman pribadi dan lebih banyak tentang tujuan yang ditargetkan dan ditentukan. Teknologi akan meningkatkan efektivitasnya, tetapi komitmen fisik dan upaya diperlukan untuk mendukung keberhasilannya.
*Penulis adalah member Pondok Inspirasi.