MALANG, Tugujatim.id – Dalam kunjungan kerja ke Kota Malang, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir melakukan orasi ilmiah globalisasi dan digitalisasi di Universitas Brawijaya (UB), Sabtu (27/11/2021). Dalam orasinya, Erick mengaku terus berupaya melakukan efisiensi di tubuh BUMN sebagai penggerak roda perekonomian Indonesia. Salah satunya dengan menutup BUMN yang finansialnya dinilai kurang sehat, yaitu berpenghasilan di bawah Rp 50 miliar.
“Untuk itu kami sekarang terus menutup BUMN-BUMN yang tidak efisien. Kami sudah menutup 70 BUMN dan akan terus dilakukan,” ucap Erick Thohir saat berada di Universitas Brawijaya (UB) Malang, Sabtu (27/11/2021).
Namun, pihaknya memastikan bahwa penutupan perusahaan BUMN itu tidak disertai dengan pemutusan hubungan kerja dengan para karyawannya. Menurut dia, saat ini masih dalam kondisi pandemi maka tak elok jika melepas tenaga kerja.
“Pada kondisi pandemi seperti ini yang banyak yang melepas tenaga kerja, tapi BUMN tidak melepas mereka. Kami tidak akan mengurangi tenaga kerja. Kami akan konsolidasi pegawainya,” jelasnya.
Selain menutup perusahaan BUMN yang tak efisien, pihaknya juga berencana akan menjual perusahaan BUMN yang berpenghasilan di bawah Rp 50 miliar.
“Saya juga akan ekstrem ke depan, saya sudah ada statement, tinggal dukungan politik dari DPR bahwa BUMN yang Rp 50 miliaran dijual saja. Kami BUMN yang gede-gede aja, yang menjadi kapal-kapal induk untuk perang melawan perusahaan asing,” paparnya.
Dia berharap di Indonesia hanya ada perusahaan BUMN yang kokoh dan mampu menjadi penyeimbang perekonomian bangsa. Untuk itu, dia juga berkeinginan agar BUMN go international dan menjadi perusahaan yang berpengaruh.
“Kalau hal ini bisa dilakukan, kami tidak hanya defensif aja. Kami dengan market juga harus menggerogoti market negara asing. Karena kami punya kekuatan. Jangan kebalik, market kami kecil, asing datang ke sini menggerogoti market kami,” tandasnya.