BOJONEGORO, Tugujatim.id – Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air (PUSDA) Bojonegoro memperkirakan beberapa titik jalan protokol di Kota Bojonegoro yang terendam banjir akan terjadi hingga akhir tahun ini.
Kepala Bidang Operasional dan Pemeliharaan Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air (PU SDA) David Yudha Prasetya mengungkapkan, genangan air yang terjadi di beberapa titik Kota Bojonegoro disebabkan beberapa saluran pembuangan air sedang dilakukan perbaikan.
“Kalau di Kota Bojonegoro ada tiga titik saluran pembuangan air. Di antaranya, di Ledok, Karang Pacar, dan Banjarejo. Saat ini sedang dilakukan perbaikan,” katanya.

David melanjutkan, saluran air yang sebelumnya terlalu kecil, saat ini sudah diperlebar dengan ukuran 3 meter x 3 meter untuk sungai Avur di Banjarejo, kemudian di Ledok sekitar 2 meter x 2 meter.
Akibat dari pembongkaran itu, aliran air masih belum lancar dan mengakibatkan genangan di jalan ketika hujan deras. Terhitung sejak November lalu, beberapa titik jalan protokol di Kota Bojonegoro terendam air saat hujan deras. Namun, pihaknya akan berusaha melakukan perbaikan selesai pada akhir tahun ini.
“Akhir tahun akan selesai, Januari tahun depan coba kami evaluasi hasil kerjanya sudah maksimal atau belum. Kalau belum akan kami carikan solusi lagi,” tuturnya.

Waktu pengerjaan pembongkaran memiliki kendala dari banyaknya sedimentasi atau endapan, dan untuk mengangkatnya diperlukan alat berat. Namun, di beberapa titik sulit untuk dijangkau sehingga harus menggunakan tenaga manual dari pasukan PU SDA. Hal ini menurutnya membutuhkan waktu lebih. Begitu pun dengan sampah yang menumpuk di beberapa gorong-gorong juga menjadi penyebabnya.
“Untuk masalah ini sulit diatasi oleh petugas saja, tapi memerlukan kesadaran dari masyarakat. Kami juga bekerja sama dengan perangkat desa agar masyarakatnya tidak sembarangan buang sampah, terutama di saluran air,” kata dia.
Bahkan untuk normalisasi saluran air juga terus dilakukan. Pihaknya telah menugaskan 90 pasukan untuk melakukan normalisasi saluran air, termasuk membersihakan sampah dan enceng gondok yang menumpuk.