BOJONEGORO, Tugujatim.id – Rencana relokasi pedagang Pasar Kota Bojonegoro menuju Pasar Wisata yang akan dilakukan Pemkab Bojonegoro pada awal Januari 2022 ditolak oleh para pedagang. Menanggapi hal ini, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Bojonegoro akan memanggil pihak-pihak yang bersangkutan. Pemanggilan tersebut tak lain untuk menemukan titik terang Pemerintah Bojonegoro dengan para pedagang pasar.
“Dalam waktu dekat kami akan mengundang para pihak yang perkompeten dalam hal ini untuk mencari solusi terbaik buat para pedagang dan pemerintah,” kata Wakil DPRD Bojonegoro Sukur Priyanto saat bertemu dengan perwakilan pedagang pasar di Kantor DPRD Bojonegoro, Senin (03/01/2022).
Pihaknya juga akan melayangkan surat pemanggilan kepada Bupati Bojonegoro Anna Muawanah dan Kepala Dinas Perdagangan Dinas Perdagangan Koperasi Usaha Mikro Sukaemi.
Terkait relokasi tersebut, Sukur yang juga mempertanyakan apakah sebelumnya pihak pasar sudah mendapat sosialisasi dari Dinas Perdagangan Bojonegoro.
“Kami sangat memahami apa yang ada di benak dan hati para pedagang. Rencana relokasi pedagang pasar ini dirasakan mendadak, bahkan disampaikan tadi secara terbuka bahwa belum pernah terjadi sosialisasi atau pemberitahuan kepada pedagang bahwa dalam waktu dekat, pasar itu akan berpindah,” katanya.
Hal ini, menurut dia, menjadi salah satu sebab kekecewaan para pedagang terhadap pemerintah daerah. Untuk itu, Sukur meminta kepada pemerintah daerah memahami keinginan para pedagang dengan juga mampu membangun ekonomi masyarakat.
“Kami tidak ingin menghalangi program pemerintah daerah. Kami hanya ingin mereka (pemerintah daerah) memahami serta lebih tahu isi hati para pedagang seperti apa, tidak hanya sekadar menyiapkan pasarnya saja tapi bisa membangun ekonomi masyarakat,” ucapnya.
Menurut dia, bisa saja dilakukan pembangunan hingga 5-10 pasar, tapi untuk membangun ekonomi masyarakat itu tidak mudah, harus dilakukan musyawarah bersama.
“Yang menjadi pertanyaan saya, sebelum pasar itu dibangun seharusnya ada studi kelayakan. Kira-kira kalau pasar ditempatkan di situ lebih representatif, lebih ramai atau tidak. Tidak hanya bangun membangun,” tutur Sukur.
Terakhir, Sukur meminta rencana relokasi pedagang pasar itu ditunda sampai ada titik temu antara pemerintah daerah dengan para pedagang.
“Perlu kami akomodasi itu kan banyak sampai seribu lebih. Kami harus tahu apa yang menjadi harapan dan keinginan mereka,” ujarnya.