— Terima kasih sudah membaca artikel kami. Ikuti media sosial kami yakni Instagram @tugujatim , Facebook Tugu Jatim , Youtube Tugu Jatim ID , dan Twitter @tugujatim
Diskominfo Kota Malang Kupas Peran Masyarakat dalam Menangkal Hoaks di Acara Talkshow #MakinCakapDigital

Herlianto A

Tugujatim.id – Diskominfo Kota Malang mengajak generasi milenial lebih pintar dalam memilah dan memilih informasi agar tidak tejebak ke dalam hoaks. Ajakan ini disampaikan Pandu Zanuar Sulistyo, dari Kominfo Kota Malang, dalam acara Talkshow dan Workshop #MakinCakapDigital di salah satu kafe di Malang pada Rabu (27/7/2022)
Menurut Pandau, ada dua instruksi besar yang disampaikan pemerintah saat ini. Pertama, mengenai pandemi. Kedua, mengenai digitalisasi. Dalam upaya digitalisasi ini baik dari generasi yang sudah tua maupun generasi millenial juga ikut kena.
Pandu mengatakan bahwa internet dan media sosial di Indonesia makin lama makin mudah diakses masyarakat. Pada Februari 2022, sudah ada sebanyak 370 juta lebih perangkat yang terkoneksi dengan internet.
“Artinya jumlah tersebut melebih dari jumlah penduduk Indonesia. Bisa jadi satu orang memiliki lebih dari 1 gadget,” kata Pandu.
“204 juta pengguna internet menghabiskan waktunya lebih dari 8 jam sehari untuk mengakses media sosial yang berarti hampir lebih dari 30% dari kehidupan kita adalah untuk bermain sosial media,” imbuhnya.
Akan tetapi, kata Pandu, dengan penggunaan medsos yang begitu lama, apakah masyarakat meggunakan media sosial tersebut dengan benar-benar baik? Dia tidak terlalu yakin, karena tingkat literasi di Indonesia cukup rendah.
“Indonesia untuk tingkat literasinya berada diperingkat 10, padahal dengan internet yang oke seharusnya kita bisa mengakses buku ataupun informasi dengan baik,” kata dia.
Dengan adanya digitalisasi, papar Pandu, masyarakat dihadapkan pada dua sisi. Yaitu, digitalisasi bisa membawa kearah yang baik atau yang buruk.
Dengan adanya digitalisasi masyarakat bisa memperoleh informasi dengan sangat mudah. Di sisi lain, kemudahan dalam memperoleh informasi berdampak bagi munculnya bagi orang-orang yang tidak bertanggung jawab untuk menyebarkan informasi yang tidak jelas kebenarannya atau biasa disebut dengan hoaks. Berdasarkan riset, 92% berita hoaks berasal dari sosial media.
Lebih lanjut, Pandu Zanuar menjelaskan ciri-ciri hoaks. Di antaranya: hoaks pasti menciptakan kecemasan, sumbernya tidak jelas, pesannya sepihak, sering mencantumkan nama tokoh, sering memuat fanatisme, ideologi, agama.
Selain itu, menggunakan kalimat provokatif dan sering memanipulasi foto ataupun keterangan.
Di akhir sesinya, Pandu berpesan agar masyarakat menggunakan internet ke arah yang positif serta untuk lebih berhati-hati terhadap sebuah berita ataupun informasi.
“Kita menyaring terlebih dahulu informasi yang kita dapat, tidak langsung menerima informasi tersebut mentah-mentah dan tidak mudah untuk menyebarkan informasi tersebut yang tidak jelas kebenarannya,” imbaunya.