PAMEKASAN, Tugujatim.id – Bupati Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur, H. Baddrut Tamam berencana memberikan hadiah umroh bagi guru ngaji yang masuk dalam kategori tidak mampu. Baddrut Tamam mengatakan, rencana tersebut akan direalisasikan pada 2023 dengan jumlah 189 guru ngaji. Artinya, setiap desa/kelurahan ada satu guru ngaji yang berhak mendapatkan bantuan tersebut.
Dia meminta dukungan semua elemen masyarakat agar rencana mulia ini berjalan sesuai harapan bersama. Sebab, para guru ngaji memiliki kontribusi besar dalam mendidik anak muda di desa-desa serta memperbaiki akhlak mereka. Tentu saja, bantuan umroh itu sebagai bentuk kepedulian pemerintah daerah terhadap para guru ngaji.
“Mohon doanya tahun depan Pemkab Pamekasan akan mengumrohkan hampir 200 guru ngaji di desa-desa. Doakan semoga bisa terwujud, tahun ini anggarannya hanya 40 guru ngaji di desa, tahun depan insyaa Allah kami lengkapi menjadi 189 guru ngaji yang kegiatannya setiap hari mulang ngaji,” kata bupati saat menyerahkan uang kehormatan bagi imam masjid yang dilakukan oleh Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jawa Timur di Mandhapa Aghung Ronggosukowati Pamekasan, Senin (29/08/2022).
Dia berharap, guru ngaji yang mendapatkan hadiah umroh tersebut menyelipkan doa untuk Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, dan Indonesia secara umum dalam setiap ibadahnya di Tanah Suci agar menjadi negara yang baldatun thoyyibatun wa robbun ghafur.
Mantan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Timur ini melanjutkan, pihaknya juga meminta para tokoh masyarakat dan mubalig bekerja sama dalam menekan peredaran narkoba. Mengingat, Jawa Timur menjadi provinsi tertinggi di Indonesia dalam hal peredaran narkoba.
“Bahkan yang menjadi faktor Jawa Timur tertinggi, karena Madura. Padahal, di Kabupaten Pamekasan, masjidnya lebih dari 1.000 unit, 6.000 musala, dan 336 pesantren. Makanya, mari bersama-sama menekan peredaran narkoba sesuai peran kita masing-masing,” ujarnya.
Sementara itu, Kabag Kesra Setdakab Pamekasan Abrori Rais menyampaikan, pihaknya akan meminta lima guru ngaji setiap desa yang masuk dalam kategori miskin untuk diajukan menjadi calon penerima. Dari lima guru ngaji itu, nantinya akan disurvei langsung ke rumah mereka untuk menentukan yang paling berhak dari lima orang tersebut.
“Dari calon yang diajukan, lalu disurvei dan tiap desa diambil satu orang. Jadi, total berjumlah 189 orang,” terangnya.