SURABAYA, Tugujatim.id – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) periode tahun 2009-2014, Prof Dr Mohammad Nuh menilai bahwa dunia pendidikan di Indonesia sekarang ini telah bergeser dari yang sebelumnya lebih banyak memiliki fungsi edukasi menjadi ke pelatihan alias training.
M Nuh, menilai bahwa pelatihan atau training sebenarnya hanya untuk keperluan sesaat. Berbeda dengan pendidikan sebagai edukasi untuk kepentingan masa yang akan datang.
Hal itu disampaikan M Nuh saat mengisi materi pelatihan jurnalistik pada program Fellowship Jurnalisme Pendidikan 2021 yang diselenggarakan oleh Gerakan Jurnalis Peduli Pendidikan, Jumat (5/2/2021) pagi.
“Education tidak sama dengan training. Training itu sesaat. Desain pendidikan kita terjebak dari education menjadi training,” terangnya pada para jurnalis peserta fellowship yang digelar virtual melalui Zoom, Jumat (5/2/2021).
Menurutnya, untuk mengembangkan pengetahuan melalui pendidikan diperlukan berbagai macam hal yang patut untuk dipelajari dan dipahami.
“Jadi jangan kalau tidak dipakai, lantas tidak perlu dipelajari,” pinta Mendikbud era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tersebut.
M Nuh pun mengibaratkan bahwa fungsi edukasi dan pengetahuan sebenarnya seperti landasan pacu untuk pesawat terbang. Di mana panjang landasan pacu pasti lebih panjang dibandingkan panjang pesawat.
“Jad pendidikan itu seperti runway. Landasan pacu. Ada bagian yang tidak dipakai, tetapi itu diperlukan,” terang pria yang juga pernah menjadi rektor di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tersebut.
Ia melanjutkan bahwa pesawat terbang akan lepas landas sebelum ujung landasan pacu berakhir. Namun, landasan pacu tersebut tetap diperlukan agar pesawat bisa terbang.
Oleh karena itu, M Nuh mendorong bahwa pendidikan sebenarnya merupakan suatu keutuhan yang tidak bisa dipisahkan. Sehingga, perlu keberimbangan antara fungsi edukasi dan juga pelatihan untuk meningkatkan kemampuan.
“Jadi pendidikan itu ada body of knowledge-nya. Tidak bisa dipotong-potong seperti itu,” imbuhnya.
Tak hanya itu, ia juga membeberkan terkait 5 aspek pemikiran yang dicetuskan oleh Howard Gardner. Yakni Discipline Mind, The Synthesizing Mind, The Respectful Mind, The Creating Mind, dan The Ethical Mind. Di mana, pendidikan ke depan harus berfokus pada 5 hal tersebut dan saling melengkapi, tanpa harus membuang materi atau pelajaran yang dirasa tidak dibutuhkan.
“Jadi cahaya itu yang paling terang adalah cahaya putih. Yang merupakan gabungan dari seleuruh spketrum warna. Jika satu spektrum hilang, maka cahaya itu tidak akan putih,” pungkas M Nuh mengibaratkan dunia pendidikan yang merupakan suatu ketutuhan tersebut. (Gigih Mazda/gg)