MALANG, Tugujatim.id – Proses identifikasi jenazah dan verifikasi korban tragedi Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, akhirnya selesai. Hal itu diungkapkan Plt Direktur RSSA Malang dr Kohar Hari Santoso. Dia mengatakan proses identifikasi telah selesai dan jenazah korban sudah diantarkan ke masing-masing rumah duka. Kini hanya tersisa belasan pasien yang masih dalam proses perawatan.
“Identifikasi jenazah Minggu (02/10/2022) sudah selesai. Semua jenazah juga sudah diantarkan ke rumah duka kemarin. Terakhir, sampai hampir Magrib prosesnya selesai,” ujarnya pada Senin sore (03/10/2022).
Menurut dr Kohar, jenazah tersebut diantarkan ke masing-masing rumah duka menggunakan mobil jenazah. Dalam prosesnya, RSSA Malang juga berkoordinasi dengan BPBD Kota Malang dan tanpa dipungut biaya sepeser pun.
“Selain ada yang dari Malang (jenazah), juga ada yang dari Tulungagung, Probolinggo, dan Blitar. Semua diantar ke rumahnya masing-masing dengan mobil jenazah dan berkoordinasi dengan BPBD,” lanjutnya.
Kohar menambahkan, saat ini tersisa belasan pasien yang masih menjalani proses perawatan di RSSA Malang.
“Total pasien yang dirawat ada 38 orang. Tapi, sebagian sudah ada yang pulang. Saat ini yang di ICU ada 6 orang, di ruang perawatan ada 9 orang. Nanti pasti akan kami data lagi,” tuturnya.
Untuk diketahui, RSSA Malang sedikitnya telah menampung 21 jenazah korban tragedi Kanjuruhan. Selain itu, ada korban luka ringan dan luka berat.
“Luka semua korban ini macam-macam, mulai kepala sampai dada, luka bekas benturan. Terkait penyebab meninggalnya karena gas air mata, kami masih belum menerima laporan medis,” jelasnya.
Sebelumnya, isak tangis sejumlah keluarga korban sempat mewarnai beberapa sudut pintu keluar ruang forensik RSSA Malang. Tangis mereka pecah melihat foto-foto korban yang dibawa relawan.
Foto-foto itu diperlihatkan untuk memudahkan keluarga korban mencari keberadaan keluarga yang hilang usai menonton pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Sabtu (01/10/2022). Upaya ini dilakukan oleh RSSA Malang untuk dapat mengidentifikasi 17 jenazah yang belum diketahui identitasnya.