Tugujatim.id – Kasus yang mencengangkan terjadi di Indonesia dengan sebanyak 70 persen air minum dalam rumah tangga di Indonesia tercemar limbah tinja. Studi ini diperoleh dari data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tahun 2020. Menyikapi hal tersebut, UNICEF Indonesia merasa bahwa masyarakat perlu didorong pada perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
Maraita Listyasari, WASH (water, sanitation, and hygiene) Specialist UNICEF Indonesia, dalam sebuah konferensi pers mengatakan turut prihatin dengan kajian Kemenkes tersebut. Dia melanjutkan, ada penemuan lebih dari separo sampel air telah terindikasi tercemar limbah tinja terhadap pengujian sampel yang dilakukan pada 25 ribu rumah tangga di 34 provinsi.
“Bicara ini agak menyedihkan karena benar, datanya dari Kemenkes. Menyatakan bahwa air dari rumah tangga hampir 70% terindikasi ada pencemaran limbah tinja,” ujar Maraita dalam press conference SoKlin Antisep pada Rabu (19/10/2022).
Also Read
Terkait alasan mengapa hal ini dapat terjadi, dia melanjutkan, meski hampir 80 persen rumah tangga di Indonesia telah memiliki toilet, tapi hanya ditemui 7 persen saja yang limbah tinjanya diolah dengan aman. Jadi, dapat dikatakan pada sisa persentase yang ada, masih mencemari air tanah di sekitar.
Karena itu, pentingnya untuk memperhatikan kelayakan sanitasi agar tidak merugikan lingkungan yang nantinya juga dapat berdampak pada diri sendiri. Selain itu, ada hal yang perlu diperhatikan terkait beberapa rute yang menjadi jalur bagi virus untuk dapat masuk ke dalam tubuh kita.
“Ketika sanitasi tidak dikelola dengan aman, maka pencemaran bisa terjadi di mana saja. WHO menunjukkan bagaimana melalui 5F alur penyakit (patogen) bisa masuk ke tubuh manusia. Finger (jari), flies (lalat) yang hinggap di makanan, field atau floor (lahan atau tanah), fluid (cairan) dan food (makanan),” jelasnya.
Dia juga menyarankan untuk melakukan pengelolaan sanitasi yang benar dengan rutin menyedot WC setiap 3-5 kali dalam setahun. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah terjadinya pencemaran air yang dapat menimbulkan berbagai penyakit.
“Untuk meminimalisasi risiko terjadinya penyakit dengan mengelola sanitasi. Pastikan toilet di rumah terhubung dengan sistem perpipaan, air limbah, atau septic tank. Kemudian sedot 3-5 kali setahun dan tidak perlu menunggu penuh,” imbaunya.
Terakhir, UNICEF juga turut menyerukan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) yang meningkat dengan adanya Covid-19 untuk dapat dipertahankan. Beberapa di antaranya seperti mencuci tangan dengan sabun di air mengalir, tak lupa membersihkan rumah termasuk kamar mandi dan toilet, serta kegiatan bersih diri lainnya.