PASURUAN, Tugujatim.id – Muhammad Ali Subadar Hidayatullah (1), warga Desa Kebonrejo, Kecamatan Grati, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, meninggal akibat gagal ginjal akut, pada Jumat (21/10/2022).
Ayah Ali, Muhammad Sufian Sauri (30) menceritakan kronologi kejadian. Semua berawal ketika Ali demam, Sufian membeli obat sirop merek Sanmol yang mengandung paracetamol. Obat itu biasa dibelinya di apotek ketika Ali sakit.
Berselang dua minggu, Ali mulai mengalami gejala tidak bisa kencing, tepatnya sejak Senin (10/10/2022) pagi. “Anak sayakan gak bisa pipis, tak pikir sakit demam biasa, gak kepikiran negatif awalnya,” ucap Sufian, pada Sabtu (22/10/2022).
Namun, Sufian mulai khawatir ketika sore hari usai dia pulang kerja, Ali tetap tidak bisa mengeluarkan air kencing. Keluarga lalu membawa Ali ke dukun pijat. Namun, dukun pijat tidak berani meminjat area perutnya yang kembung.
Karena tak kunjung membaik, keluarga memeriksakan anaknya ke puskesmas setempat. Karena melihat gejala awal gagal ginjal, pihak puskesmas merujuk korban ke RSUD Grati.
Ketika dirawat, putra kedua dari Sufian dan Nur Amala (27) ini, mendadak mengalami sesak napas. “Dapat satu hari satu malem nginap, sorenya anakku ngedrop banget nafasnya udah engos-engosan nggak jelas,” jelasnya.
Dokter lalu mengambil sample darah balita berusia 13 bulan itu. Dari hasil pemeriksaan, Ali divonis menderita gagal ginjal akut dan disarankan untuk rujuk ke Surabaya, Jawa Timur.
Ketika dirawat di ICU RSUD Dr Sutomo, Surabaya, kondisi Ali semakin menurun. “Panasnya tinggi, bibirnya pecah-pecah. Anakku gak bisa diinfus kecuali di kakinya. Dokter minta butuh bantuan pernapasan besar dan harus di HD (hemodialisa),” ungkapnya. Kurang lebih Ali harus menjalani cuci darah sebanyak tiga kali.
Tidak hanya itu, Ali juga sempat menjalani operasi pengambilan cairan yang menggumpal di paru-parunya. “Setelah di rontgen, ada cairan harus diambil dengan cara ditusuk di dada kanan. Tapi besoknya terjadi pendarahan dari sini (menunjuk dada) sama mulut,” jelasnya.
Sufian sempat merasa lega karena pada hari ketiga, alat bantu pernafasan anaknya sudah dilepas. Namun esoknya, pihak dokter meminta agar balita ini menjalani CT scan otak. “Ternyata waktu malam Jumat jam 10, dokter telepon katanya harus CT scan, karena anak saya ada penurunan terus takut terjadi pengecilan otaknya,” imbuhnya.
Setelah menjalani serangkaian proses perawatan, kondisi kesehatan Ali semakin menurun. Hingga pada akhirnya, Ali menghembuskan nafas terakhirnya, pada Jumat (21/10/2022) sore, pukul 15.00 WIB.
“Saya habis salat subuh lihat anakku sudah dingin semua. Di situ aku sudah pasrah. Pas habis jumatan, hatiku sudah ndak enak sama istri,” ucapnya, sambil berderai air mata.