SURABAYA, Tugujatim.id – Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Republik Indonesia (RI) Muhadjir Effendy menyampaikan bahwa tingkat kesembuhan terapi plasma konvalesen mencapai 100 persen untuk penyintas Covid-19 di tingkat ringan dan sedang. Muhadjir melanjutkan bahwa sudah mendapatkan laporan dari berbagai rumah sakit di Indonesia soal efektivitas terapi plasma konvalesen ini.
“Berdasarkan laporan dari rumah sakit menunjukkan angka kesembuhan. Untuk golongan ringan dan sedang bisa dikatakan 100 persen sembuh (memakai terapi plasma konvalesen, red),” terang Muhadjir pada pewarta Tugu Jatim ketika konferensi pers di Unit Transfusi Darah PMI Kota Surabaya, Selasa (16/02/2021), pukul 12.00 WIB.
Di sisi lain, Muhadjir juga menyampaikan mengenai plasma konvalesen juga bukan satu-satunya terapi, tapi didukung juga berbagai obat-obatan yang diberikan ketika proses penyembuhan penyintas Covid-19 di tingkat ringan dan sedang. Dia melanjutkan, tapi terapi plasma konvalesen dapat diyakini bisa menyembuhkan juga.
“Bukan satu-satunya solusi karena ada jenis obat-obat yang diberikan pada pasien Covid-19, tapi bisa diyakini bahwa cara ini bisa menjadi terapi untuk sembuh,” tuturnya.

Sedangkan untuk pemberlakuan plasma konvalesen memang sudah lama, perlu menunggu kabar dari World Health Organization (WHO) untuk verifikasi bahwa terapi ini dapat dipastikan aman dan disarankan sebagai opsi dalam upaya penyembuhan penyintas Covid-19 di seluruh dunia.
“Plasma konvalesen ini sudah lama, tapi kami harus menunggu, apakah WHO sudah memverifikasi dan lain-lainnya,” ucap dia.
Apalagi, dari Istana Presiden Republik Indonesia (RI) sendiri sudah memberi mandat dan tugas khusus pada Muhadjir untuk mendorong dan menggerakkan warga yang sudah sembuh dari Covid-19 untuk donor plasma konvalesen di PMI kota masing-masing.
“Kemarin Presiden Republik Indonesia (RI) sudah meminta pada saya untuk mengadakan gerakan secara luas (donor plasma konvalesen, red) berdasarkan pengalaman individual, ini sangat baik dan kami canangkan secara nasional,” tuturnya.
Dalam penyampaiannya, Muhadjir berupaya menyusun rumusan yang disebutnya sebagai “3 faktor pembeda” yang dapat dipakai untuk memutus dan memusnahkan pandemi Covid-19 di Indonesia. Dan 3 faktor itu meliputi penerapan 3T (tracking, testing, dan treatment), donor plasma konvalesen, dan vaksinasi.
“Jadi, ada 3 faktor pembeda (yang perlu diterapkan untuk mengatasi Covid-19 di seluruh wilayah di Indonesia, red). Pertama, memperkuat 3T. Kedua, masuknya plasma konvalesen untuk menekan angka fatalitas pasien Covid-19. Dan ketiga adalah vaksinasi yang memang kami harapkan bisa memberi dampak penyembuhan yang besar pada pasien,” imbuhnya sembari menyudahi sesi pers konferensi itu.
Untuk diketahui, dalam agenda kunjungan kerja Menteri Koordinator PMK Muhadjir Effendy di Unit Tranfusi Darah PMI Kota Surabaya tersebut, juga dihadiri Menteri Sosial Tri Rismaharini, Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana, dan jajaran Forkopimda Surabaya. (Rangga Aji/ln)