Akulturasi Sedekah Bumi Warga Keturunan Tionghoa di Surabaya

Lizya Kristanti

Sastra & Budaya

Kirab tumpeng digelar oleh warga Kampung Tambak Bayan Surabaya, pada Sabtu (19/8/2023). Foto: Izzatun Najibah/Tugu Jatim

SURABAYA, Tugujatim.id “Sedekah bumi kan tanah agraria, terus kita tanya ke para orang-orang tua di Tambak Bayan dan dari mereka kita tahu di Kampung Pecinan juga ada sedekah bumi,” kiranya itu yang menjadi jawaban tokoh masyarakat Tambak Bayan, Suseno Karja, saat ditanya bagaimana pelaksanaan tradisi Jawa ini digelar oleh warga Tionghoa, pada Sabtu (19/8/2023).

Hakikatnya Indonesia tak lepas dari nilai akulturasi. Beragam kebudayaan, suku, tradisi, dan ras mewarnai kehidupan kelompok masyarakat di suatu wilayah.

Di tengah kota, di dalam wilayah gedung-gedung yang heritage, berdiri satu perkampungan kecil yang penuh sejarah dihidupi oleh sebagaian besar masyarakat keturunan Tionghoa, tepatnya di Tambak Bayan Tengah, Alun-alun Contong, Kecamatan Bubutan, Surabaya, Jawa Timur.

WhatsApp Image 2023 08 19 at 16.51.48 1
Doa bersama sebelum kirab tumpeng yang digelar oleh warga Kampung Tambak Bayan Surabaya, pada Sabtu (19/8/2023). Foto: Izzatun Najibah/Tugu Jatim

Kerukunan dan kegembiraan terpancar pada setiap wajah warga Tambak Bayan dalam perayaan sedekah bumi. Kata dia, ini kali pertama warga Tambak Bayan menggelar tradisi yang lazimnya dilakukan oleh masyarakat Jawa. “Kalau di Tionghoa itu ya untuk imlekan itu (sama dengan sedekah bumi), itu awal untuk bercocok tanam, akhirnya kita padukan budaya Tionghoa dan Jawa. Ini baru yang pertama kali,” jelasnya.

Sedari pagi, warga antusias menggunakan kostum berwarna merah. Bagi Indonesia, merah yang artinya berani, bagi mereka mereka artinya keberuntungan dan kebahagiaan.

Bila dipadukan, perayaan sedekah bumi yang juga bertepatan dengan Bulan Kemerdekaan Indonesia membuat suasana makin hidup. Makna perjuangan dan pelestarian tradisi rasanya menjadi satu kalimat utuh sebagai gambaran.

WhatsApp Image 2023 08 19 at 16.51.38 1
Kirab tumpeng digelar oleh warga Kampung Tambak Bayan Surabaya, pada Sabtu (19/8/2023). Foto: Izzatun Najibah/Tugu Jatim

“Ini seperti puncaknya. Pas tanggal 17 Agustus kemarin kita juga menggelar upacara bendera. Lalu kemarin ada banyak workshop. Terus jni sedekah bumi. Ada nanti tari tradisional dan wayang, banyak,” ucap pria yang akrab disapa Om Seno itu.

Alunan tabuhan drum dan pukulan tambur mengundang warga lainnya untuk menonton. Tak mau ketinggalan, atraksi barongsai yang lekat dengan kebudayaan khas Tionghoa ini seakan menjadi ikonnya.

WhatsApp Image 2023 08 19 at 16.51.49
Atraksi barongsai di kirab tumpeng yang digelar oleh warga Kampung Tambak Bayan Surabaya, pada Sabtu (19/8/2023). Foto: Izzatun Najibah/Tugu Jatim

Di susul, di barisan belakang, tumpeng dengan setinggi 1,5 meter dengan diamater satu meter, dibalut sayur-sayuran, jajanan tradisional, dan buah, hasil tanam jerih petani membentuk gunungan.

Mereka sama-sama diarak melewati gang-gang kecil yang hanya muat dua orang dewasa membuat pengarak cukup kesulitan membawa tumpeng.

WhatsApp Image 2023 08 19 at 16.51.48
Kirab tumpeng digelar oleh warga Kampung Tambak Bayan Surabaya, pada Sabtu (19/8/2023). Foto: Izzatun Najibah/Tugu Jatim

Lalu, sebelum menuju Gang Tambak Bayan Tengah, warga dan tokoh masyarakat melepas bibit ikan lele, mujair, dan kutuk di Sungai Kalimas. “Ini sebagai bentuk memberikan harapan atau kehidupan untuk makhluk lain. Ikan juga makhluk jadi ada ekosistem di situ,” ucapnya.

Selain itu, menurut Om Seno, acara yang menggandeng sejumlah komunitas ini cukup menggambarkan kehidupan guyup rukun.

Baginya, banyak hal yang wajib disyukuri dalam hidup. Meski saat ini masalah sengketa terus membayangi, warga Tambak Bayan tetap bersyukur atas segala hal yang datang di dunia.

“Mensyukuri kehidupan, kita hidup di negara Indonesia, terlepas kita ada masalah sengketa atau nggak, kita harus syukuri karena hidup ini masih ada kesempatan, kita tetap harus bersyukur, pembaruan tetap ada, semoga kehidupan lebih baik lagi setelah ini. Merekatkan,” tandasnya.

Reporter: Izzatun Najibah
Editor: Lizya Kristanti

Popular Post

Pembuangan limbah tambak.

DPRD Jember dan OPD Sidak Gabungan, Serius Tangani Keluhan Warga soal Pembuangan Limbah Tambak

Dwi Linda

JEMBER, Tugujatim.id – Menanggapi aksi unjuk rasa warga beberapa waktu lalu, DPRD Jember menggelar sidak bersama beberapa organisasi perangkat daerah ...

Keunggulan iPhone 17.

8 Keunggulan iPhone 17 Siap Jadi Primadona Dibanding Seri iPhone 16: Lebih Canggih, Lebih Kuat, dan Lebih Tipis!

Dwi Linda

Tugujatim.id – Apple kembali menghadirkan inovasi terbaru melalui iPhone 17 yang diklaim memiliki banyak peningkatan dibandingkan seri sebelumnya. Dengan berbagai ...

Gus Fawait.

Gus Fawait Resmi Teken SK Honorer PPPK Tahap 1 dan Libur Guru, Utamakan Kesejahteraan Tenaga Kerja

Dwi Linda

JEMBER, Tugujatim.id – Bupati Jember Muhammad Fawait (Gus Fawait) menandatangani dua kebijakan vital, yaitu terkait SK honorer PPPK yang lolos ...

Banjir luapan.

16 Pintu Klep Tak Berfungsi Biang Banjir Luapan di Tempuran Mojokerto, Petugas Siaga Pantau lewat Drone

Dwi Linda

MOJOKERTO, Tugujatim.id – Wilayah Tempuran, Sooko, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, kembali terkena bencana banjir luapan pada Jumat (28/02/2025). Hasil asesmen ...

Mudik gratis 2025.

Tak Ada Mudik Gratis 2025, Dishub Kota Malang Fokus Bangun Lahan Parkir di Kayutangan Heritage

Dwi Linda

MALANG, Tugujatim.id – Kabar kurang menggembirakan datang dari Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Malang. Pihaknya memastikan tidak menyediakan mudik gratis 2025 ...

MBG di Kota Mojokerto.

MBG di Kota Mojokerto Tetap Jalan saat Ramadan, Siswa Bakal Bawa Pulang Makanan ke Rumah

Dwi Linda

MOJOKERTO, Tugujatim.id – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kota Mojokerto untuk berbagai jenjang sekolah masih berlangsung walau masuk bulan ...