MALANG, Tugujatim.id – Warga asal Sidoarjo, Surabaya, berinisial SH, 38, ditangkap anggota Satreskoba Polresta Malang Kota. Selama ini dia terbukti terlibat dalam satu dari banyak jaringan peredaran narkotika golongan I jenis sabu-sabu di Kota Malang. Kini pria yang sehari-hari bekerja sebagai kuli bangunan itu harus meringkuk di balik jeruji penjara.
Kapolresta Malang Kota Kombes Pol Leonardus Simarmata menerangkan, penangkapan SH adalah hasil dari pengembangan tersangka RND, warga asal Kota Malang. SH diamankan di rumahnya di Perum Nirwana Asri, Kecamatan Krian, Kabupaten Sidoarjo, pada 11 Februari 2021.
“Tersangka terbukti terlibat dalam jaringan pengedar sabu-sabu. Saat ditangkap, banyak ditemukan barang bukti berupa plastik klip isi sabu-sabu hingga timbangan elektrik,” terang dia kepada awak media pada Sabtu (27/02/2021).
Tersangka, Leo mengatakan, mengedarkan barang haram ini dengan sistem ranjau ditempel di sejumlah tempat di Kota Malang. SH sendiri berperan sebagai kurir di mana dia mendapat imbalan mencapai Rp 1 juta per transaksi.
“Barang ini milik seseorang berinisial PJ yang saat ini masih kami cari. SH ini perannya kurir disuruh oleh PJ,” terang mantan Waka Polrestabes Surabaya itu.
Saat diamankan di kediamannya, ditemukan barang bukti sabu-sasbu totalnya mencapai 1 ons 61 gram yang sudah terbagi dalam paket kecil plastik klip. Awalnya, bahkan kepemilikan sabu-sabu sebelum diedarkan mencapai 3 ons.
Terpisah, SH sendiri mengaku terpaksa menerima tawaran menjadi kurir sabu-sabu saat bergelut di komunitas pehobi motor drag race. Diiming-imingi imbalan Rp 1 juta per transaksi, membuat dia gelap mata. “Saya jalan baru sebulan ini dan masih dapat 1 kali transaksi,” akunya.
Sementara itu, Kasat Resnarkoba Kompol Anria Rosa Piliang mengungkapkan, dalam 2 bulan ini sudah berhasil mengungkap 65 kasus dengan 73 tersangka. Barang bukti yang diamankan adalah ganja 104,36 gram; 340 gram sabu; dan 16 pil XTC.
Dari semua kasus yang diungkap, Rosa mengatakan, rata-rata pengguna narkotika didominasi kalangan penggangguran. Sebelumnya, pengguna paling besar rata-rata adalah mahasiswa.
“Setelah pengangguran ini diiming-imingi narkoba, akhirnya jadi pecandu. Setelah itu ikut jadi kurir karena menganggur juga. Faktor ekonomi memang jadi faktor utamanya,” ujarnya. (azm/ln)