SURABAYA, Tugujatim.id – Bonus demografi di Indonesia bisa dikatakan sebagai keuntungan bagi perekonomian Indonesia. Terjadi penuruan fertilitas dalam jangka panjang membuat bertambahnya usia produktif (usia kerja). Mayoritas penduduk Indonesia yang digolongkan dalam usia produktif rentang umur 15-64 tahun. Di fase tersebut, akan lebih banyak orang yang mulai menentukan pilihan pekerjaan apa yang ingin ditekuni untuk memenuhi kebutuhan hidup, termasuk menjadi PNS.
Baru-baru ini, survei KOLABORASI.COM yang berjudul “Menyiapkan dan Merayakan Bonus Demografi di Indonesia” yang dilakukan mulai 10 Januari hingga 2 Februari 2023 tersebut menunjukkan 58,3 persen responden lebih memilih menjadi pebisnis atau pengusaha untuk mendapatkan penghasilan.
Sementara itu, atensi responden pada pekerjaan pegawai negeri sipil atau PNS berada di angka 16,3 persen. Sisanya, badan usaha milik negara (BUMN) 13,5 persen; guru atau dosen 7,3 persen; dan peminat paling kecil yakni sebagai pegawai swasta 4,8 persen.
Merujuk pada laman CNBC Indonesia, Manajer Riset KOLABORASI.COM Sahli Hamzah menuturkan bahwa dari data tersebut terjadi pergeseran paradigma terkait minat pekerjaan bagi anak muda yang sebelumnya disebut-sebut lebih memilih menjadi PNS. Sebab, tidak dapat dipungkiri bahwa PNS menjadi salah satu pekerjaan yang banyak diimpikan oleh sebagian masyarakat Indonesia karena memiliki gaji yang tetap.
Menyikapi hal tersebut, pakar Ekonomi Pembangunan Unair Surabaya Rumayya mengatakan, penurunan minat anak muda terhadap pekerjaan PNS tidak akan memengaruhi secara signifikan terhadap perekonomian Indonesia. Jika terjadi perubahan, akan bersifat sementara dan jangkauannya tidak besar, dari sisi upah PNS, pegawai pemerintah termasuk pada sektor mikro.
Adanya pergeseran paradigma serta perspektif anak muda dalam mendapat penghasilan dinilai wajar karena saat ini banyak anak muda yang memilih menjadi pebisnis karena lebih fleksibel dan minim tekanan.
“Perubahan akan terus terjadi dan itu bukan konotasi yang buruk, tapi ada perubahan yang semakin maju,” kata Rumayya.
Dia juga menuturkan bahwa seiring berjalannya waktu, struggle menjadi pekerjaan kian berubah karena mengikuti perkembangan zaman. Ditambah lagi, pilihan pekerjaan saat ini kian bertambah banyak. Selain itu, faktor semakin majunya dunia teknologi membuat anak muda lebih menyukai segala sesuatu yang instan.
“Untuk bonus demografi ke depan, saya belum bisa memprediksi peluang pekerjaan PNS. Tapi yang jelas, akan ada pekerjaan yang mati dan berevolusi karena peran tidak dapat digantikan oleh robot dan sistem mesin,” kata Rumayya.
Berbeda dengan dulu. Menurut dia, minat anak muda dengan pekerjaan PNS atau guru juga bisa dilatarbekalangi dengan menyebarnya employer di permukaan. Pengusaha atau pebisnis memang pekerjaan yang tidak terikat suatu pakem tertentu sehingga terkesan lebih fleksibel dan santai.
Akademisi yang juga menjabat sebagai Koordinator Program Studi Ekonomi Pembangunan tersebut berpesan agar anak muda dapat menekuni pekerjaan yang sesuai dengan passion.
“Anak sekarang mudah mendapat informasi. Opportunity juga terbuka lebar. Apa pun nantinya pekerjaan yang akan ditekuni, pilihlah sesuai passion dan cintai pekerjaan yang kalian suka. Kedengarannya klise, tapi akan berpengaruh ke depannya,” ujarnya.