SURABAYA, Tugujatim.id – Menteri Investasi Badan Penanaman Modal/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia menyebut bahwa pernyataan pasangan capres-cawapres Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (Amin) untuk menolak pindah IKN hanyalah halusinasi.
“Menurut pandangan saya, apa yang disampaikan orang-orang tertentu itu yang menyatakan bahwa pemindahan IKN tidak melahirkan pemerataan darimana teorinya? Itu halusinasi kertas aja itu,” kata Bahlil setelah konsolidasi bersama relawan Prabowo-Gibran di Surabaya, Jawa Timur, pada Minggu (3/12/2023) sore.
Diketahui, paslon nomor urut satu, Amin sebelumnya memberikan pernyataan jika menang Pemilu 2024, maka ibu kota negara tidak jadi pindah ke IKN, Kalimantan Timur. Hal tersebut juga diamini oleh sejumlah pihak, terutama partai pendukung, PKS.
Alasannya, pembangunan IKN justru akan memunculkan ketimpangan baru karena pembangunan infrastruktur daerah di Indonesia belum merata.
Anies juga menyebut bahwa pindahnya pusat pemerintahan ke IKN hanya menguntungkan Aparatur Sipil Negara (ASN) saja.
Namun, Bahlil menegaskan bahwa pembangunan IKN telah diatur dalam Undang-undang No 3 Tahun 2022 tentang Ibu Kota Negara. “IKN itu perintah undang-undang dan semua partai dan pemerintah mendukung, termasuk PKB,” ucapnya.
Dia juga mengatakan bahwa pernyataan pasangan Amin yang menolak ibu kota negara berpindah ke IKN juga tidak memiliki dasar yang kuat. “Yang saya pertanyakan adalah adanya ketidakjelaskan salah satu capres-cawapres ketika IKN pindah ke Kalimantan. Apakah mereka tidak menganggap bahwa Kalimantan sebagai bagian NKRI?” ucapnya.
Perihal kesenjangan sosial yang disebut Anies, Bahlil memilih untuk menanyakannya ke masyarakat Kalimantan, khususnya yang terdampak proyek IKN. “Toh kalau memang nggak pengin, biarkan rakyat yang menilai, khususnya rakyat Kalimatan. Apakah IKN nanti ditempatkan seperti apa?” sambungnya.
Lebih lanjut, pejabat yang juga merupakan pengusaha tersebut menjelaskan bahwa wacana pemindahan ibu kota IKN sudah ada sejak lama dan melalui proses kajian yang cukup panjang. Yang mana, lokasi saat ini dinilai strategis karena berdekatan dengan pulau-pulau penunjang ekonomi nasional.
“Dekat dengan Sulawesi, Bali, NTT, kemudian Maluku, Papua, Jawa juga dekat ke sana (IKN). Surabaya itu sebagai pintu gerbang pengiriman seluruh logistik dan ini adalah strategi dalam menciptakan kawasan pertumbuhan ekonomi,” pungkasnya.
Reporter: Izzatun Najibah
Editor: Lizya Kristanti