Ansor Jatim Buka Suara Soal Insiden Pamekasan
Redaksi

SURABAYA – Insiden Pamekasan yang viral di media sosial atas tindakan kekerasan aparat kepada aktivis PMII yang menyalurkan aspirasi masyarakat tentang penambangan liar membuat banyak pihak bersuara.
Wakil Ketua Cyber Ansor Jawa Timur, Habib Mahdi al Khered, menyampaikan bahwa tindakan kekerasan dalam era sosial media lebih mengkhawatirkan karena efek viralnya yang dengan cepat bisa diterima masyarakat termasuk anak-anak.
“Pendekatan kekerasan itu usang dan kolonial. Era Milenial dengan sosial media maka pendekatan yang diambil haruslah menghitung banyak aspek termasuk efek sosial medianya yang viral. Dan kepolisian pamekasan gagal total dalam tindakan tadi siang,” ucap Habib.
Aktivis Ansor yang lama berproses di PMII itu juga meminta kepada semua pihak khususnya aparat kepolisian untuk sekali lagi tidak menggunakan pendekatan kekerasan kepada gerakan mahasiswa.
“Sejarah Panjang perlawanan pada tindakan kolonial terulang di Era Milenial. Tindakan oknum kepolisian di Pamekasan sukses membangkitkan semangat keluarga besar PMII untuk melawan praktek culas penyelewengan mandat rakyat pada aparatur negara yang bertugas melindungi sipil termasuk kebebasan berpendapat warga negara,” tegas Habib.
Sejumlah tokoh pemuda Jatim terus bersuara atas insiden kekerasan pamekasan. Bahkan banyak pihak mendorong agar kasus ini dibawa secara serius ke jalur hukum.(*)