TUBAN, Tugujatim.id – Jelang perayaan Hari Raya Iduladha yang tinggal beberapa minggu lagi, para pengrajin arang kayu asem di Kabupaten Tuban mengalami lonjakan permintaan cukup signifikan.
Tradisi memasak daging kurban dengan metode bakaran, termasuk sate, masih sangat populer di masyarakat. Sehingga arang kayu sebagai salah satu komoditas paling dicari pada momen Lebaran Iduladha.
Purnawirawan, pengrajin arang kayu asem menagatakan peningkatan pesanan dirasakan mulai meningkat drastis sejak dua pekan terakhir. Jika biasanya permintaan arang kayu asem dan kayu rimba hanya 6 ton per bulan. Maka, menjelang Iduladha permintaan melonjak hingga mencapai 9 ton per bulan atau 70 persen dibanding hari biasa
“Pada momentum ini sehari kita produksi sampai 1 ton,” ungkap Purnawirawan.

Purnawirawan telah menekuni sebagai tukang arang selama lebih dari 20 tahun. Permintaan pun tidak hanya datang dari warga lokal Tuban, tetapi juga dari berbagai kota besar seperti Surabaya, Semarang dan Yogyakarta. Kualitas arang buatannya bahkan telah dieskpor ke Qatar dan Dubai.
Selain itu, secara rutin arang kayu buatannya dimanfaatkan oleh para pengusaha catering, restoran dan rumah makan untuk membakar sate ayam, sate kambing hingga ikan laut. Arang kayu asem dikenal memiliki kualitas untuk keperluan memasak, terutama untuk bakaran daging.
“Kayu asem menghasilkan arang yang lebih padat dan tahan lama, panas yang dihasilkan juga lebih stabil, sehingga sangat cocok untuk memasak daging dalam jumlah banyak seperti saat Iduladha,” jelasnya.

Proses pembuatan arang kayu asem sendiri cukup panjang dan membutuhkan keterampilan khusus. Pembuatannya diawali pemilihan bahan kayu asem berkualitas, kemudian kayu tersebut dipotong-potong sesuai ukuran yang diinginkan.
Potongan kayu ini kemudian dibakar dalam tungku besar dengan teknik pembakaran tertutup, sehingga kayu tidak langsung terbakar habis, tetapi perlahan-lahan menjadi arang. Proses ini memakan waktu hingga beberapa hari untuk mendapatkan arang kualitas terbaik.
“Harga arang kayu rimba Rp3.500 per kilogram. Sedangkan arang kayu asem Rp4.500 per kilogramnya. Ada kenaikan hampir 60 sampai 70 persen, rata rata permintaan 6 ton sekarang bisa 8-9 ton dalam satu bulan,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Tugujatim.id
Reporter : Mochamad Abdurrochim
Editor : Darmadi Sasongko