KEDIRI, Tugujatim.id – Dalam kurun waktu 2 minggu sejak awal Januari 2022, ada 3 kasus bunuh diri terjadi di Kediri. Yaitu, mahasiswi yang melakukan percobaan bunuh diri dengan melompat ke Sungai Brantas karena depresi dan seorang pria warga Kecamatan Gampengrejo yang juga melakukannya dengan cara menembakkan senapan angin ke kepalanya akibat depresi di-PHK di tempat kerjanya. Terbaru, seorang pria di Kecamatan Purwoasri mengakiri hidupnya dengan terjun ke sungai karena depresi sakit epilepsi yang sering kambuh pada Kamis (13/01/2022).
Psikolog asal Kediri Tatik Imadatus Sa’adati mengatakan, dari kasus yang ada, orang yang melakukan bunuh diri karena mereka sudah tidah sanggup menahan rasa sakit yang diderita, baik secara fisik maupun psikis. Dia melanjutkan, pada 2 kasus bunuh diri yang lain adalah orang tersebut kaget dengan apa yang menimpanya karena ingin menghilangkan rasa sakit dan tak menemukan solusi maka mencoba mengakhiri hidupnya.
“Sebenernya, orang melakukan bunuh diri tersebut tidak siap untuk mati, tapi hanya ingin menghilangkan rasa sakit, makanya biasanya masih lihat-lihat dulu sebelum melakukannya,” ungkapnya.
Perempuan yang berprofesi sebagai dosen psikologi di IAIN Kediri tersebut juga menjelaskan, orang terlintas untuk melakukan bunuh diri sebelumnya pasti ada stimulan, ketika ada masalah hal itu yang muncul di pikirannya. Orang tersebut pernah membaca atau mendengan terkait bunuh diri.
“Bahkan bisa jadi mereka pernah melihat orang bunuh diri,” tambahnya.
Dosen yang akrab disapa Ima itu mengatakan, fenomena kasus bunuh diri yang terjadi di Kediri tersebut belum bisa dikatakan karena kesehatan mental yang menurun. Namun, jika hal tersebut terjadi terus-menurus, maka sosisalisasi tentang kesehatan mental harus ditingkatkan.
Dia menambahkan, saat menjumpai orang yang sedang ada masalah dan sudah berpikiran ke arah kematian, maka sebaiknya harus didampingi sampai kembali tenang. Menurut dia, sebisa mungkin orang yang mendampingi sudah siap untuk menerima dan memberi bantuan.
“Kalau ada orang seperti itu, kita cukup mengatakan apa yang bisa dibantu, jangan mengunakan kata-kata yang membuatnya semakin tertekan,” ujarnya.
Kontak Bantuan
Anda bisa mencari bantuan jika mengetahui ada sahabat atau kerabat, termasuk diri Anda sendiri, yang memiliki kecenderungan bunuh diri.
Informasi terkait depresi dan isu kesehatan mental bisa diperoleh dengan menghubungi dokter kesehatan jiwa di puskesmas dan rumah sakit terdekat, atau mengontak sejumlah komunitas untuk mendapat pendampingan.
Beberapa pendampingan bisa menghubungi LSM Jangan Bunuh Diri via e-mail janganbunuhdiri@yahoo.com dan saluran telepon (021) 9696 9293, dan Yayasan Pulih di (021) 78842580.
Anda juga bisa menghubungi Gerakan “Into The Light” via Facebook di IntoTheLightID atau Twitter @IntoTheLightID. Anda juga bisa menghubungi via e-mail di intothelight.email@gmail.com.
Anda juga menghubungi Save yourself melalui Facebook Save Yourselves atau Instagram @saveyourselves.id, atau via Line di @vol7047h. Website layanan konseling ini bisa dilihat di saveyourselves.org