MOJOKERTO, Tugujatim.id – Kebakaran lahan terjadi di kawasan Gunung Arjuno sejak pekan lalu. Tak tanggung-tanggung, kebakaran ini menyentuh area seluas 700 hektare. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur bahkan menggunakan metode pemadaman berupa water bombing dengan satu helikopter.
Keadaan tersebut memantik perhatian dari berbagai pihak. Terlebih untuk memantau potensi kebakaran hutan dan lahan yang masuk dalam gugus wilayah Gunung Welirang.
“Setidaknya kami siapkan tiga personel untuk jaga di wilayah perbatasan Welirang-Arjuno. Apalagi musim kemarau ini masih menyimpan potensi bencana karhutla,” terang Kabid Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Mojokerto, Abdul Khakim, pada Senin (4/9/2023).
Petugas siaga itu bersiaga secara bergantian. Tak jarang, petugas siaga ini bermalam di alam liar sejak beberapa hari lalu. Petugas ini menjadi tim respons cepat untuk memantau potensi titik api yang terjadi. “Bila dipantau, begitu ada potensi titik api di wilayah Kabupaten Mojokerto dapat segera ditanggapi. Agar api juga tidak merembet luas ke wilayah kami,” tambah Khakim.
Sebelumnya, kebakaran cukup parah melanda wilayah Bukit Budug Asu, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang. Meski lokasi tersebut terbilang cukup jauh dari wilayah Kabupaten Mojokerto, BPBD Kabupaten Mojokerto tidak mau kecolongan. “Maka petugas siaga tadi bentuk antisipasi kami. Status tanggap bencana juga masih berlaku, belum ada perubahan,” beber Khakim.
Selain meningkatkan intensitas jaga dari petugas, BPBD Kabupaten Mojokerto turut menggandeng pihak lain seperti tentara, kepolisian, Perhutani, termasuk juga relawan respons cepat. Pasalnya proses pemadaman yang selama ini dilakukan menggunakan metode manual. “Karena kami masih manual, maka butuh banyak tenaga lintas sektor. Apalagi wilayah penanganan cukup luas,” tandas Khakim.
Reporter: Hanif Nanda
Editor: Lizya Kristanti