Tak hanya orang dewasa, balita juga bisa terkena penyakit jantung. Berdasarkan data dari Ikatan Dokter Anak Indonesia tahun 2016, angka kelahiran bayi di Surabaya mencapai 28.289 orang. Yang mana terdapa 8 balita dari 1000 angka kelahiran yang mengalami penyakit jantung.
Lalu kenapa anak kecil bisa memiliki penyakit jantung yang merupakan pembunuh nomor satu di Indonesia ini? Berikut adalah penjelasan dari Dr. Agus Cahyono spesialis anak di RS Bhakti Dharma Husada, Surabaya.
Ia mengungkapkan kelainan jantung bawaan terjadi karena adanya beberapa faktor ketika si kecil dalam kandungan. Salah satunya yakni infeksi rubella selama kehamilan yang menyebabkan masalah dalam perkembangan jantung bayi.
Selain itu, kebiasaan ibu merokok dan mengkonsumsi alkohol selama kehamilan juga dapat meningkatkan risiko cacat jantung bawaan pada bayi yang ada di dalam kandungan.
“Untuk mengatasi hal itu, ibunya kan bisa melakukan vaksin rubella. Selanjutnya menghindari pemicunya seperti tidak merokok atau minum alkohol. Dan paling penting yakni memperhatikan nutrisi yang dikonsumsi selama kehamilan,” ungkap Dr Agus ketika dihubungi Basra, partner Tugu Jatim, Minggu (6/9).
Dr Agus menjelaskan jika kelainan jantung pada balita dapat didiagnosa sejak kehamilan di trimester kedua.
“Di trimester kedua itu sudah kelihatan, misal kalau ada kelainan, jadi begitu lahir kita tahu apa yang harus disiapkan ketika persalinan. Tindakan apa yang akan dilakukan jadi tau,” jelas dosen di Fakultas Kedokteran Universitas Surabaya (FK Ubaya) ini.
Ketika ditanya lebih lanjut apabila anak terkena penyakit jantung, hal pertama yang harus dilakukan orang tua yakni konsultasi dengan dokter.
“Kalau kelainan penyakit jantung itu bisa dioperasi ya segera dioperasi. Tindakan operasi ini juga disesuaikan dengan indikasi dan usia balita,” ucapnya.
Dr Agus juga mengatakan, jika anak dengan penyakit jantung bawaan yang ringan dapat beraktivitas normal. Namun jika penyakit jantungnya berat, anak tidak bisa beraktivitas normal dan perlu adanya penyesuain aktifitas.
Oleh sebab itu, orang tua juga perlu mengontrol aktivitas anak sehari-hari, agar tidak menimbulkan gagal jantung.
“Intinya anak tidak boleh terlalu capek atau aktivitas yang berlebihan, seperti lari keliling lapangan atau angkat-angkat. Karena nanti bisa mengakibatkan gagal jantung,” pungkasnya. (Amm/Basra/gg)
Sumber Artikel: Berita Anak Surabaya (Basra)