SURABAYA, Tugujatim.id – Plt Wali Kota Surabaya, Whisnu Sakti Buana menyampaikan masih banyak ditemukan masjid atau tempat ibadah di Kota Surabaya yang belum menerapkan protokol kssehatan (prokes) dengan optimal. Salah satu yang ia soroti yakni ketika menjalankan ibadah salat Jumat yang begitu banyak jumlah jemaahnya.
Hal tersebut ia sampaikan dalam agenda Dialog Penanganan COVID-19 yang dihadiri Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) di Balai Kota Surabaya, Jalan Walikota Mustajab No 59, Senin (8/2/2021) pagi.
“Ada juga pembahasan di tempat ibadah, kalau kita terapkan kadang masyarakat ada yang tidak sejalan. Apalagi saat menjalankan salat Jumat, ada banyak masjid-masjid di Surabaya yang tidak menerapkan protokol kesehatan 3M dengan baik,” terang Whisnu saat mengisi acara tersebut.

Di samping itu, Whisnu juga menyampaikan kegelisahannya apabila 3 pilar yang terdiri dari Pemerintah, Polri dan TNI menindak tegas dan memberi kebijakan mengenai pembatasan di lingkungan tempat ibadah agar dapat menekan kasus COVID-19, dapat menimbulkan masalah baru dan polemik lagi di lingkungan masyarakat dalam bentuk pro dan kontra.
“Jadi bila dari 3 pilar tadi (Pemerintah, Polri dan TNI, red) menerapkan protokol kesehatan (prokes, red) 3M di masjid atau tempat ibadah, nanti ada masalah baru di tingkat bawah (protes atau tidak setuju, red) dari masyarakat itu sendiri,” lanjut alumnus Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya tersebut.
Selain itu, Whisnu menyampaikan bahwa Mendagri mempunyai data kategori wilayah yang dimasukkan ke dalam Zona Merah, tatkala wilayah itu mempunyai 10 konfirmasi kasus di tingkat RW. Sedangkan, Whisnu membuat kategorisasi khusus untuk Surabaya bahwa saat ada 2 kasus konfirmasi COVID-19, sudah termasuk dalam wilayah zona merah.
“Kalau menurut Mendagri, untuk zona merah itu tertulis lebih dari 10 konfirmasi kasus positif COVID-19 dalan satu RW. Kalau kita, lebih dari 2 kasus sudah dinyatakan zona merah. Jadi tempat ibadah harus kita berhentikan dulu aktivitas kerumunannya (menjalankan pembatasan jumlah jamaah, red),” tuturnya. (Rangga Aji/gg)