Tugujatim.id – Rilis sebuah ulasan jurnalisme data dari kompas.id beberapa waktu terakhir ini cukup ramai menjadi perbincangan. Bagaimana tidak, ulasan data yang menyatakan bahwa gen Z lebih susah mencari kerja di sektor formal ini sontak mengundang respon berbagai kalangan.
Hal ini menjadi perbincangan hangat karena tidak bisa dipungkiri komposisi demografi Indonesia hari ini didominasi oleh generasi Z dan milenial yang biasa kita sebut sebagai era bonus demografi. Merekalah yang hari ini membutuhkan banyak akses untuk keberlangsungan karir dan hidup mereka.
Sebagaimana data yang disajikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada Januari 2021 lalu bahwa dari 270,20 juta jiwa penduduk Indonesia 53,81%-nya diisi oleh segmen usia gen Z dan gen milenial. Dalam sudut pandang angkatan kerja, mereka inilah yang idealnya mengisi ruang-ruang peran ketenagakerjaan di Bangsa ini.
Namun dari sumber data yang sama terjadi penurunan tingkat penyerapan tenaga kerja pada sektor formal, paling tidak selama 15 tahun terakhir. Selama periode 2009-2014, lapangan kerja yang tercipta di sektor formal menyerap sebanyak 15,6 juta orang. Jumlah ini menurun menjadi 8,5 juta orang pada periode 2014-2019, dan kembali merosot pada periode 2019-2024 menjadi 2 juta orang saja. Hal ini menunjukkan bahwa peluang masuk pasar kerja formal di Indonesia kian sulit, termasuk oleh lulusan baru (fresh graduate).
Pada periode September 2016 hingga Agustus 2017, ada 5,8 juta orang yang lulus di semua jenjang pendidikan. Sebanyak 1,2 juta orang atau 21,9 persen di antaranya diterima kerja sebagai pegawai/ buruh di sektor formal. Sementara jumlah lulusan selama periode September 2021 hingga Agustus 2022 naik menjadi 7,1 juta. Akan tetapi dari jumlah itu, hanya 967.806 orang atau 13,6 persen di antaranya yang diterima bekerja di sektor formal.
Menariknya meskipun terjadi penyerapan tenaga kerja di sektor formal, pengangguran cenderung turun dan justru penyerapan di sektor informal meningkat signifikan. Sektor informal adalah tempat bekerja dimana mereka tidak memiliki perjanjian kerja dan institusinya tidak berbadan hukum. Sebagaimana data yang dirilis oleh BPS pada 6 Mei 2024 lalu, proporsi pekerja di sektor informal selama ini memang lebih dominan, misalnya, pada Februari 2024 mencapai 59,17 persen.
Jumlah serapan pekerja informal juga cenderung meningkat. Pada 2009-2014, jumlah pekerja informal sempat turun 1,9 juta orang. Namun, pada 2014-2019, jumlah pekerja informal justru naik 4,9 juta orang, dan semakin melambung pada 2019-2024, naik 8,4 juta orang.
Benang kusut lapangan kerja di Indonesia sebenarnya terkonsentrasi dalam dua aspek mendasar, yakni sumber daya manusia dan gairah iklim usaha. Gen Z dan milenial yang hari mendominasi sebaran demografi bangsa ini merupakan profiling sikap perilaku dan karakter yang mereka miliki dalam menjalankan hidup.
Menurut Alvara Research Center, ada sembilan habbit mendasar yang biasa dilakukan oleh segmen generasi ini, yang saat ini sampai tahun-tahun ke depan jumlah mereka mendominasi; Pertama, Mereka adalah orang-orang yang internet holic, mereka mengkonsumsi lebih dari 7 jam per hari. Kedua, tingkat loyalitasnya rendah, gampang berpaling ke lain hati. Ketiga, Mereka adalah orang yang simplicity, menyukai transaksi keuangan dengan nontunai. Keempat, Mereka adalah orang-orang yang mudah beradaptasi dan efektif, dan mereka terbiasa dengan kerja cepat dan cerdas. Kelima, Mereka adalah orang-orang yang multitasking, alias bisa mengerjakan 2 – 3 pekerjaan sekaligus dan bisa apa aja. Keenam, Mereka suka jalan-jalan, bahkan kapan saja dan dimana saja. Ketujuh, Mereka cenderung cuek dengan politik, akan tetapi suka sport, film, IT, game dan sejenisnya. Kedelapan, Mereka lebih peduli dengan masalah sosial, suka berbagi dan solidaritasnya tinggi. Kesembilan, Mereka adalah orang yang tidak mementingkan kepemilikan, yang terpenting bagi mereka adalah bisa mengakses segalanya.
Mengurai masalah ini tentu dibutuhkan penanam karakter yang serius agar segmen generasi gen Z dan milenial ini memiliki semangat, ketangguhan dan daya juang yang tinggi dalam menjalankan kehidupannya. Ibarat sebuah pohon karakter ini adalah akar yang menjulang ke bumi, semakin kuat akar tersebut maka pohon tersebut juga akan semakin kokoh dan sehat. Karakter yang kuat pada gen Z dan Milenial, akan membuahkan hasil berupa integritas yang kuat, motivasi dan semangat yang tinggi, skill, kapasitas, kapabilitas dan kredibilitas yang bisa di pertanggungjawabkan, sehingga mereka menjadi generasi yang berdaya saing dan memiliki keunggulan.
Penanaman karakter secara masive sejak dini melalui pendidikan formal ataupun informal dalam konteks ini menjadi sangat penting sekali, karena sebenarnya bukan mereka tidak mampu untuk masuk dan bekerja di sektor formal, namun karena mereka tidak mau.
Disamping itu gairah iklim usaha juga menjadi perihal penting untuk menjaga ketersediaan lapangan kerja. Semakin bertumbuhnya iklim usaha dan industri, maka semakin tinggi juga lapangan pekerjaan dan tenaga kerja yang di serap. Oleh karenanya mendorong naik kelasnya UMKM di Bangsa ini untuk bisa naik kelas secara pasti merupakan upaya yang harus terus dilakukan. Selain itu peran pemerintah dalam memberikan jaminan terhadap positifnya iklim investasi dan usaha juga sangat menentukan.
Hari ini tidak bisa dipungkiri perusahaan-perusahaan asing mulai enggan untuk berinvestasi dan membuka industri di Indonesia, karena sulitnya perizinan dan pungutan liar yang kerap terjadi. Mereka lebih memilih berinvestasi di negara tetangga seperti Vietnam karena model perizinannya lebih cepat dan gampang, serta kuatnya jaminan hukum dan regulasi yang diberikan oleh pemerintahnya.
Benang kusut permasalahan lapangan kerja di Indonesia adalah perkara kehendak dari seluruh pemilik kepentingan untuk mau berlapang dada dalam memajukan bangsa. Gen Z dan milenial harus memiliki kesadaran bahwa mereka harus lahir sebagai segmen generasi bangsa yang memiliki daya saing, dan pemerintah harus hadir untuk memastikan gairah iklim usaha tumbuh positif dengan paket produk hukum dan regulasi yang menaungi dan memberikan jaminan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Tugujatim.id
Penulis : H. Puguh Wiji Pamungkas, MM
Presiden Nusantara Gilang Gemilang, Founder RSU Wajak Husada