MALANG, Tugujatim.id – Ratusan peserta tampak antusias mengikuti acara ‘Bincang Sociopreneur’ bertajuk “Peran Sociopreneur dan Inovasi Bisnis dalam Membangkitkan Ekonomi di Era Pandemi” yang digelar Tugu Media Group bersama Paragon Technology & Innovation secara virtual melalui Zoom Meeting, Senin (15/2/2021).
Sebatas diketahui, acara Bincang Sociopreneur tersebut diadakan sekaligus untuk memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) kedua media Tugu Malang ID (Tugumalang,id) yang merupakan media di bawah naungan Tugu Media Group (Tugumalang,id dan Tugujatim.id). Di mana HUT tersebut jatuh pada 9 Februari lalu.
Acara ini juga menghadirkan narasumber kompeten di bidangnya, yakni CEO Paragon Technology & Innovation, Salman Subakat serta Pakar Komunikasi dan Motivator Nasional, Dr Aqua Dwipayana. Sedangkan untuk moderator dinakhodai oleh wartawan senior sekaligus Pemimpin Redaksi Tugu Jatim ID, yaitu Nurcholis MA Basyari.
Selalu Berpikir Positif

Dr Aqua Dwipayana, seorang Pakar Komunikasi dan Motivator Nasional yang menjadi salah satu narasumber, menyampaikan bahwa dalam dunia bisnis, pandemi tidak seharusnya dijadikan ‘kambing hitam’ atau disalahkan. Menurutnya, kunci menjadi pebisnis adalah kembali ke individu masing-masing dalam mengembangkan inovasinya.
“Ciri-ciri pebisnis itu apapun bisnisnya dia akan selalu berpikir positif. Faktanya kita tahu di pandemi ini, banyak yang gulung tikar tapi ada juga yang berkembang luar biasa,” ujar Dr Aqua.
Pebisnis Harus Selalu Mau Belajar dan Kembangkan Inovasi
Tak hanya itu, Dr Aqua Dwipayana juga turut membagi tips berbisnis agar para sociopreneur tetap termotivasi dalam menjalankan bisnis mereka. Beberapa di antara yang ia sampaikan yakni pebisnis harus mau tetap belajar. Seperti menyimak, bertanya, membaca, hingga mau menerima masukan dari orang lain.
“Kalau bisa jangan latah, kembangkan bisnis sesuai dengan karakter agar lebih nyaman. Upgrade kemampuan Anda supaya selalu update,” sambungnya

Bagi Motivator Nasional ini, poin yang tidak kalah penting untuk menjadi pebisnis ialah pandai melihat kesempatan. Kemudian, cerdas membangun komunikasi, menjual kualitas, kenali pesaing, dan jangan cepat minder.
“Saya dulu pernah jual boneka tahun 1999. Mungkin sebagian pria malu tapi saya tidak. Bagi saya itu prospek yang menjanjikan. Mungkin orang lain butuh barang kita, atau mungkin karena kita yang belum bisa mengkomunikasikan maka mereka tidak tahu,” pungkasnya.
Di samping itu, ia juga berpesan agar para sociopreneur ini menerapkan prinsip kerja “4 as”. Yakni, kerja ikhlas, kerja cerdas, kerja keras dan kerja tuntas.
“Saat COVID-19 seperti ini, harus pintar melihat peluang yang ada. Dari segi positif, kita lihat pandemi ini merupakan tantangan untuk menbuat kita lebih ‘wah’, maju dan optimal dalam memanfaatkan segala pemberian-Nya (Tuhan) berupa akal dan pikiran agar seimbang di tengah keterbatasan,” tandasnya. (fen/gg)