TUBAN, Tugujatim.id – Di akhir 2023, polisi berhasil membongkar bisnis bandar pil dobel L dengan mengamankan barang bukti 2.220 butir obat terlarang. Penangkapan tersangka sepasang sejoli ini dari hasil pengembangan kasus sebelumnya.
Kasat Reskoba Polres Tuban AKP Teguh Triyo Handoko menyebutkan, tersangka merupakan sepasang kekasih berinisial L dan sang laki-laki berinisial K. Mereka mendapatkan untung Rp75 ribu per boks yang berisi 100 butir dari hasil jadi bandar pil dobel L.
“Satu bok isi 100 butir dijual Rp250 ribu. Keuntungan tiap boks Rp75 ribu,” kata Tegus, sapaan akrabnya, pada Senin (01/01/2024).
Baca Juga: 7 Rekomendasi Laptop HP Core i7 dengan Performa Tinggi 2024, Kinerja Cepat dan Efisien
Teguh juga menyampaikan, bisnis haram ini dapat diungkap saat menangkap pelaku pengedar yang tergolong kecil. Polisi kemudian menyelidikinya lebih mendalam.
Kasus ini dikembangkan hingga pelaku lainnya tertangkap. Barang yang didapatkan mengarah ke sepasang kekasih K dan L yang menjadi bandar pil dobel L.

“Kalau perannya yang laki-laki inisial K ini mencari pasar juga mengirimkan barang. Kemudian yang bandarnya L sang perempuan itu,” terangnya.
Baca Juga: 4 Laptop Asus 2 Jutaan dengan Spesifikasi Terbaik Paling Update 2024
Mereka menyasar pengamen, pekerja proyek, dan juga LC. Dalam menjalankan bisnisnya, hampir selama setahunan. Selain melayani per boks, mereka juga menjual secara ecer per sepulur butir.
“BB yang kami amankan 2.220 butir. Pekerjaannya pemilik bengkel motor yang cewek. Sedangkan yang pria swasta,” terangnya.
Untuk mempertanggujawabkan perbuatannya, mereka dijerat dengan Pasal 435 Jo Pasal 138 Ayat (2 dan 3) dan atau Pasal 436 Ayat 2 Jo Pasal 145 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan Jo Pasal 55 Ayat 1 KUHP. Ancaman hukumannya paling lama 12 tahun penjara.
Writer: Mochamad Abdurrochim
Editor: Dwi Lindawati