TUBAN, Tugujatim.id – Peristiwa bongkar tagline “Tuban Bumi Wali the Spirit of Harmony” karena ada pengerjaan rehab di area taman patung Letda Sucipto ternyata mendapat tanggapan pedas dari Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Tuban H.M. Miyadi. Menurut dia, pembongkaran tersebut merupakan aksi yang tidak menghormati hasil jerih payah orang lain, dalam hal ini bupati Tuban sebelumnya yakni H. Fathul Huda dan Noor Nahar Husein tahun 2011-2021.
“Bagi saya hal itu tidak etis karena menyakiti hasil kerja dan jerih payah orang lain,” ucap Ketua DPRD Tuban Miyadi kepada Tugu Jatim pada Senin (31/10/2022).
Pria yang juga menjabat ketua DPC PKB Tuban ini juga mengatakan, sebelumnya telah direkomendasikan DPRD dalam rapat paripurna di gedung dewan pada Rabu (23/02/2022) soal bongkar tagline itu. Anggota legislatif Tuban ini memberikan rekomendasi kepada Bupati dan Wakil Bupati Aditya Halindra Faridzky dan H. Riyadi salah satunya mempertahankan tagline “Bumi Wali” dan tulisan Asmaul Husna.
Selain itu, juga soal Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (Silpa) tahun anggaran 2021 lebih tinggi daripada tahun anggaran 2020. Karena itu, perlu ada target pengurangan dana nganggur ini dengan mengevaluasi pos-pos penyumbang silpa terbesar seperti dana tak terduga yang harus tetap terukur.
“Artinya, tidak menghormati hasil kerja orang lain,” terangnya.
Diberitakan sebelumnya, Pemerintah Kabupaten Tuban lewat Dinas PUPR dan PRKP setempat akan merehab area taman Patung Letda Sucipto yang masuk dalam anggaran PAPBD tahun 2022. Dalam rehab tersebut dipersiapkan sebanyak Rp177 juta untuk mempercantik taman.
Tak hanya itu, ternyata ada bongkar tagline Bumi Wali yang berbarengan dengan kegiatan yang rencananya dihadiri Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa di lokasi taman itu.
“Jadi sekalian membongkar, setelah selesai acara pada 5 November, dilanjutkan pengerjaan rehab tamannya,” ungkap Kepala Dinas PUPR dan PRKP Kabupaten Tuban Agung Supriyadi.