MOJOKERTO, Tugujatim.id – Salah satu indikator penting dalam data ketenagakerjaan adalah Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK). TPAK sendiri memiliki kegunaan untuk mengindikasikan besarnya persentase penduduk usia kerja yang aktif secara ekonomi di sebuah negara atau wilayah.
“Maka semakin tinggi TPAK menunjukkan bahwa semakin tinggi pasokan tenaga kerja yang tersedia untuk melakukan produksi barang dan jasa dalam suatu perekonomian,” kata Statistisi Ahli Muda BPS Kabupaten Mojokerto Patkhurochim saat menjadi narasumber pada acara Sosialisasi Data Ketenagakerjaan Kabupaten Mojokerto di Graha Nuswantara lantai I Unim Mojokerto, Rabu (06/12/2023).
Rochim, sapaan Patkhurochim, turut menjelaskan data dan indikator lain dalam data ketenagakerjaan. Data ini adalah Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT). Kebalikan dari TPAK, persentase TPT yang semakin kecil berarti semakin bagus.
“Karena TPAK itu semakin besar semakin bagus. Nah, kalau TPT ini harus ditekan. Semakin kecil semakin bagus. Apalagi dampak pandemi Covid-19 sebelumnya menjadi penyebab mengapa TPT semakin naik, meski 2023 sudah mulai turun,” imbuh Rochim.
Indikator TPT ini juga menunjukkan kemampuan ekonomi untuk menyerap ketersediaan (supply) tenaga kerja yang tersedia. Semakin tinggi nilai TPT, maka semakin tinggi tenaga kerja yang tidak termanfaatkan.
“Selain itu, dari data ini juga bisa memberikan sinyal terhadap kinerja pasar kerja. Lalu indikator ini juga menggambarkan kondisi ekonomi tertentu seperti resesi, perubahan siklus bisnis dan teknologi, dan lain-lainnya,” imbuh Rochim.
Sementara kesenjangan keterserapan tenaga kerja sendiri dipengaruhi oleh beberapa hal.
“Pembedaan dari jenis kelamin, kelompok umur, serta tingkat pendidikan ini dapat menggambarkan kesenjangan yang dimaksud,” ujar Rochim.
Writer: Hanif Nanda Zakaria
Editor: Dwi Lindawati