SURABAYA, Tugujatim.id – Festival Yosakoi merupakan festival tarian yang dihelat setiap tahun saat musim panas dan menjadi kebanggaan masyarakat di Kota Kochi, Jepang. Sebuah perayaan tari tradisional yang mempertontonkan karakteristik Kochi.
Sempat vakum selama tiga tahun akibat pandemi Covid-19, kemeriahan Festival Remo Yosakoi akhirnya bisa dinikmati warga Surabaya di Balai Kota Surabaya, pada Minggu (16/7/2023) pagi. Acara ini juga menjadi bagian dari Surabaya Cross Culture International Folk Art 2023.
Puluhan personel grup tari menggunakan kostum tradisional lengkap dengan pernak-perniknya mengalunkan gerak tubuhnya sesuai irama secara beriringan mengikuti nada lagu. Surabaya sendiri mengunggulkan Tari Remo dalam perhelatan ini.
Festival Remo Yosakoi sendiri telah diperkenalkan di Surabaya sejak masa kepemimpinan Wali Kota Surabaya, Bambang DH yang menjabat periode 2010-2014 silam.
Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi mengatakan bahwa gelaran Festival Remo Yosakoi sebagai bentuk kolaborasi antara Pemkot Surabaya dan Konjen Jepang dalam bidang pendidikan dan kebudayaan.
“Dan ini sebagai bentuk Sister City Kota Surabaya dengan Kochi, tidak hanya dalam budaya tetapi banyak hal yang sudah kita lakukan bersama semoga menjadi penguat. Sister City yang kita lakukan bukan hanya sekadar berkunjung tapi mempelajari budaya dalam kegiatan lain saling bersinergi,” katanya, pada Minggu (16/7/2023).
Bentuk kerja sama antara Kochi dan Surabaya di antaranya juga dalam bentuk pertukaran pelajar dan pegawai, sehingga warga Surabaya juga bisa belajar dan mendapat pengalaman melalui culture negara Jepang.
“Ada pertukaran pelajar, pertukaran pegawai, bahkan (warga) Surabaya ada enam bulan bekerja di Kochi Jepang. Karena kita melihat semangat dan budaya bekerja itu yg bisa kita adopt di Kota Surabaya,” ungkapnya.
Untuk itu, Eri juga mengadopsi nilai positif budaya masyarakat Jepang dalam semangat bekerja. Yang mana, etos kerja tidak hanya ditujukan untuk diri sendiri melainkan juga kepada orang sekitar (masyarakat).
“Karena itulah saya katakan seluruh ASN Kota Surabaya kenapa kita tidak memiliki semangat luar biasa untuk kepentingan masyarakat. Kedua, ketika di Kochi, kita juga belajar bagaimana kita lebih menghargai satu sama lain,” ungkapnya.
Eri tersebut mengaku bahwa Tari Remo juga diperkenalkan di Jepang oleh pemerintah setempat untuk memperkaya wawasan kebudayaan negara lain.
Kendati demikian, ia mengatakan bahwa kerja sama dengan Jepang bukan hanya perihal pendidikan dan budaya tetapi juga ekonomi.
“Seperti ini ada (memperkenalkan) masakan Jepang, lalu ada pengusaha yang akan membuka resto Jepang di Surabaya. Sehingga nanti PAD, pajak resto yang masuk,” ujarnya.
Hal tersebut juga diungkapkan oleh Wali Kota Kochi, Seiya Okazaki, bahwa pihaknya akan berupaya untuk membentuk kolaborasi lebih intens dengan Pemkot Surabaya dalam bidang ekonomi.
“Kali keempat datang ke Surabaya. Hubungan antara Kochi dengan Pemkot Surabaya sudah memasuki 26 tahun dan saya senang karena bisa menyaksikan budaya Yosokai sudah diterima dengan baik oleh masyarakat di Kota Surabaya dan juga bisa dikatakan bahwa Yosakoi sudah menjadi bagian dari budaya Surabaya,” ucapnya.
Reporter: Izzatun Najibah
Editor: Lizya Kristanti